ABSTRAK Zahrotul Firdaus Tri Wahyu Les
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Zahrotul Firdaus Tri Wahyu
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Zahrotul Firdaus Tri Wahyu
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Zahrotul Firdaus Tri Wahyu
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Zahrotul Firdaus Tri Wahyu
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Zahrotul Firdaus Tri Wahyu
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Zahrotul Firdaus Tri Wahyu
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Zahrotul Firdaus Tri Wahyu
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Material granular merupakan kumpulan dari partikel makroskopik, seperti pasir
atau butiran-butiran kaca yang dapat terlihat dengan mata secara langsung. Pen-
garuh adanya zat cair antar granular pada suatu material sangat mempengaruhi
sifat dari material tersebut, shingga material granular dapat dibagi menjadi dry
granular dan wet granular. Salah satu perbedaan yang mencolok diantara keduanya
adalah sudut yang dapat dicapai oleh masing-masing material. Wet granular ma-
terial dengan sudut 90 dapat berubah menjadi dry granular dengan sudut kritis
yang umumnya 35 jika dilakukan pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan cara
memanaskan sample berupa wet granular dengan kadar air tertentu yang berbentuk
silinder. Pemanasan dilakukan pada suhu stabil sehingga dapat teramati peruba-
han struktur dari wet granular menjadi dry granular dan sudut kritis yang dapat
dicapai. Struktur yang terbentuk pada eksperimen menjadi dasar untuk pemod-
elan secara komputasi. Pemodelan dilakukan secara 2 dimensi dengan menyusun
butiran menjadi persegi panjang dengan ketinggian tertentu. Liquid bridge pada
granular dimodelkan dengan pegas, sehingga untuk setiap perubahan waktu 2 detik
maka pegas akan menghilang, perubahan ini memodelkan proses penguapan pa-
da wet granular yang dipanaskan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa struktur
akhir dari sample berupa piramida granular, struktur akhir sample ini mirip dengan
struktur pada struktur akhir sample pada eksperimen yang berupa sand pile.
Perpustakaan Digital ITB