digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lintang Ambar Pramesti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Lintang Ambar Pramesti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Lintang Ambar Pramesti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Lintang Ambar Pramesti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Lintang Ambar Pramesti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Lintang Ambar Pramesti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Lintang Ambar Pramesti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Lintang Ambar Pramesti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BWP Kota Baru Patimban di Kabupaten Subang dibangun sebagai kota pelabuhan yang mendukung aktivitas perkotaan dan aktivitas kepelabuhanan dari Pelabuhan Internasional Patimban, yang diharapkan dapat mengimbangi beban Pelabuhan Tanjung Priok dan menggerakkan ekonomi Jawa Barat, khususnya Kawasan Metropolitan REBANA. Pembangunan tersebut diperkirakan akan meningkatkan jumlah penduduk hingga lima kali lipat dan memunculkan kawasan industri, kawasan transportasi, dan permukiman perkotaan di area yang saat ini merupakan kawasan perdesaan, yang dipercaya dapat meningkatkan level keterpaparan terkait bencana inundasi pesisir yang semakin diperparah oleh perubahan iklim di masa depan. Penelitian ini mencoba mengestimasi nilai keterpaparan populasi (jumlah penduduk terpapar) dan keterpaparan aset (jenis dan nilai ekonomi kelas lahan) pada skenario terburuk untuk tiap level bahaya di tiap desa per sel grid ukuran 10 meter dengan mempertimbangkan perubahan kelas lahan dan kelas bahaya pada tahun 2023 dan tahun 2040. Kondisi masa depan diestimasi dengan asumsi kondisi ideal berdasarkan RDTR BWP Kota Baru Patimban Tahun 2020-2040. Nilai keterpaparan didapatkan melalui analisis spasial dengan disagregasi populasi spasial jenis dasimetrik kategorikal yang menggunakan input data tutupan lahan, penggunaan lahan, dan rencana pola ruang, serta bobot densitas populasi untuk mengatasi keterbatasan resolusi data di Indonesia serta penentuan nilai kelas lahan dari data NJOP serta studi literatur untuk mendapatkan nilai paling baru dan akurat. Penelitian ini menyajikan estimasi resolusi tinggi yang memperlihatkan adanya peningkatan kedua jenis keterpaparan di BWP Kota Baru Patimban, yaitu sebesar 23,7 kali lipat untuk populasi dan 1,7 kali lipat untuk nilai aset dari tahun 2023 ke 2040. Hasil tersebut menggarisbawahi pentingnya integrasi pertimbangan dan upaya adaptasi terkait bencana pesisir pada kota pelabuhan BWP Kota Baru Patimban untuk menghindari kerugian yang lebih besar di masa depan, salah satunya melalui penyesuaian peta rencana pola ruang dan peraturan zonasi pada area terpapar. Penelitian ini juga menyajikan metode estimasi keterpaparan baru yang dapat diterapkan pada kota-kota pesisir dan kota pelabuhan lain di Indonesia.