Provinsi DKI Jakarta tiap tahunnya mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat.
Namun, pertumbuhan tersebut tidak diiringi dengan penambahan luas lahan. Hal ini
mengakibatkan harga lahan yang terus meningkat, sehingga masyarakat cenderung
memilih tinggal di pinggir kota untuk menghindari tingginya harga lahan di pusat kota.
Kondisi ini dapat menyebabkan tingginya biaya transportasi, waktu tempuh, hingga
menurunkan produktivitas masyarakat di pusat kota. Maka dari itu, pengembangan
kawasan campuran dapat menjadi solusi dari permasalahan keterbatasan lahan.
Kawasan TOD Setiabudi memiliki lahan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi
kawasan campuran. Kondisi eksistingnya saat ini menjadi masalah karena memiliki
intensitas yang rendah di kawasan yang berintensitas tinggi. Karena berada pada
segitiga emas Jakarta, lahan ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi pusat
kegiatan. Dengan potensi dan masalah tersebut, perlu dilakukan perancangan
kawasan campuran sebagai penunjang TOD Setiabudi. Dalam melakukan penelitian,
metode yang akan digunakan adalah metode perancangan fragmental dengan
tahapan: pengumpulan data melalui observasi dan studi literatur; analisis potensi dan
persoalan kawasan; perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, prinsip, dan konsep
perancangan; serta menuangkannya ke dalam produk perencanaan. Perancangan
kawasan campuran di TOD Setiabudi diharapkan dapat menjadi solusi dari
permasalahan keterbatasan lahan di DKI Jakarta.