Abstrak Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Cover Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 1 Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 2 Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 3 Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 4 Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 5 Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Daftar Pustaka Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Lampiran Isto Jannata S 22007313.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Batuan reservoir rekahan alami telah terbukti sebagai kontributor utama pada
beberapa lapangan hidrokarbon di Indonesia. Terutama lapangan-lapangan reservoir
dengan batuan karbonat, dimana rekahan memegang peranan penting dalam
menentukan kualitas reservoir dibandingkan porositas primer yang dimiliki batuan
tersebut. Karakter dari reservoir rekahan adalah tingkat heterogenitas yang tinggi,
sehingga pemahaman mengenai tipe, sebaran, dan konektivitas rekahan menjadi
sangat penting.
Gunung Bende di daerah Padalarang Jawabarat, memiliki singkapan Batugamping
yang sangat baik. Batugamping Formasi Rajamandala tersebut berumur OligoMiosen dengan Asosiasi Fasies Framestone-Bindstone. Secara struktural geologi,
daerah tersebut berada pada sayap selatan dari Sesar Anjak Rajamandala.
Penelitian ini menggunakan metode scanline dalam mengambil data rekahan.
Pengukuran dilakukan pada tiga lokasi yang berbeda dengan lima buah garis
pengukuran rekahan. Dua buah fasies yang teramati adalah headcoral-platycoral
framestone dan platycoral bindstone. Kontrol struktur lainnya adalah sesar mendatar
mengiri dibagian timur yang memanifestasi sesar-sesar mendatar minor di lokasi
pengukuran rekahan.
Hasil dari pengolahan data rekahan menunjukkan bahwa dominasi rekahan yang ada
adalah stilolit dan rekahan terbuka. Kontrol litologi terlihat pada sebaran intensitas
stilolit dimana pada fasies headcoral-platycoral framestone memiliki nilai yang lebih
rendah dibadingkan fasies platycoral bindstone. Kontrol struktur geologi terlihat pada
intensitas rekahan terbuka, dimana sesar memberikan pengaruh pada jarak sekitar 1-
2.5 m terhadap intensitas rekahan yang terbentuk. Serta posisi rekahan terhadap
lipatan akan menentukan tipe dan sistribusi dari rekahan yang terbentuk.