Kompleks Ultramafik Sorowako merupakan salah satu daerah dengan sebaran
batuan ultramafik yang cukup luas di Pulau Sulawesi dengan berbagai potensi
geologi yang terkandung di dalamnya. Selama ini, pemetaan lapangan detail masih
memiliki tantangan besar berupa waktu dan biaya, khususnya untuk daerah baru
dengan cakupan yang luas. Salah satu metode untuk mengetahui sebaran batuan
secara luas adalah menggunakan analisis citra satelit Advanced Spaceborne
Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) karena citra tersebut
memiliki kemampuan untuk mendeliniasi tipe batuan dari mineral tertentu secara
spektral. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran batuan ultramafik
dan batuan lainnya secara visual menggunakan citra ASTER yang tervalidasi
observasi lapangan.
Metode yang digunakan yaitu pemetaan digital dengan menggunakan algoritma
klasifikasi spektral untuk mendapatkan klasifikasi litologi terbaik untuk batuan
yang tersingkap di permukaan berdasarkan citra ASTER yang divalidasi terhadap
data lapangan. Pada penelitian ini menggunakan tiga metode klasifikasi spektral,
yaitu Spectral Angle Mapper, Spectral Information Divergence, dan Support Vector
Machine, dengan hasil metode klasifikasi Spectral Information Divergence
menghasilkan klasifikasi batuan terbaik dengan akurasi mencapai 82,86%
menggunakan kombinasi 9 band ASTER dan 10 citra turunan dari ASTER.
Integrasi citra ASTER dengan observasi lapangan secara efektif dapat membedakan
dan mengklasifikasikan batuan yang tersingkap pada Komplek Ultramafik
Sorowako dengan membaginya ke dalam sembilan satuan batuan. Penggunaan
aplikasi klasifikasi terbimbing menggunakan citra ASTER dapat membantu dalam
identifikasi sebaran batuan ultramafik di daerah Sorowako. Kombinasi band
ASTER yang tepat dapat memberikan hasil klasifikasi yang efektif untuk kondisi
lapangan dengan minim vegetasi walaupun tingkat pelapukan tanah cukup tinggi.