Dalam pembangunan dan operasionalnya bendungan dapat mengalami kerusakan.
Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bendungan yaitu
gempa bumi. Kerusakan jika tidak diantisipasi dapat mengakibatkan kegagalan
yang dapat berakibat kerugian materil dan jiwa. Untuk menghindari hal tersebut
maka diperlukan perencanaan yang baik sebelum dilakukan pembangunan.
Respon bendungan, baik untuk kondisi statik dan dinamik, perlu diketahui untuk
mengevaluasi keamanan dari desain bendungan. Rekayasa kegempaan
berhubungan dengan efek gempa bumi pada manusia dan lingkungannya beserta
metode-metode untuk mengurangi efek tersebut.
Pada penelitian ini dilakuan analisis terhadap respon statik dan dinamik dari
Bendungan Melati. Bendungan Melati direncanakan merupakan bendungan
komposit dengan jenis bendungan urugan zonasi pada sisi kiri dan bendungan
roller-compacted concrete (RCC) pada sisi kanan. Analisis respon statik dan
dinamik dilakukan pada bagian bendungan urugan. Analisis respon statik
dilakukan dengan memodelkan dari kondisi in-situ pondasi, simulasi konstruksi
dari bendungan, pengisian dari reservoir bendungan, hingga operasional
bendungan selama lima tahun. Sedangkan analisis respon dinamik dilakukan
terhadap sembilan gempa dengan tiga sumber gempa yang berbeda. Analisis statik
dan dinamik dilakukan menggunakan metode finite element.
Pemodelan terhadap simulasi konstruksi dari bendungan dilakukan secara
sequential menggunakan 23 timbunan dengan tinggi dua meter. Pada akhir dari
konstruksi didapatkan adanya settlement berbentuk oval pada tengah core dengan
nilai terbesar 34 cm dan horizontal displacement sebesar 8 cm menuju sisi
downstream. Pengisian dari reservoir menghasilkan adanya uplift dengan nilai
tertingginya yaitu sebesar 13.6 cm. Analisis terhadap operasional bendungan tidak
menghasilkan adanya displacement yang signifikan. Analisis tingkat keamanan
menghasilkan nilai faktor keamanan yang sangat baik pada sisi upstream dan
downstream, dengan nilai faktor keamanan 2.673 dan 1.931.
Berdasarkan analisis deaggregrasi terhadap hasil probabilistic seismic hazard,
didapatkan karakteristik controlling earthquake untuk sumber gempa zona
benioff, shallow crustal, dan megathrust. Pada penelitian ini digunakan gempa
Patea, Honshu tahun 1998, dan Honshu tahun 2004 untuk sumber gempa zona
benioff, gempa Darfield, Iwate, dan Tottori untuk sumber gempa gempa shallow crustal, dan gempa Honshu 2011 dan Tohoku untuk stasiun IWT007 dan IWT010
untuk sumber gempa megathrust. Rekaman gempa kemudian dilakukan
modifikasi spectral acceleration scaling terhadap peak ground acceleration dari
uniform hazard spectra.
Pada penelitian ini, analisis dinamik dilakukan menggunakan metode linear
equivalent. Pada akhir dari gempa terdapat adanya indikasi likuefaksi pada
keseluruhan model. Analisis likuefaksi menunjukan gempa Darfield menghasilkan
persebaran likuefaksi terluas dan excess pore water terbesar. Analisis kestabilan
menunjukan pada sisi upstream model gempa Darfield dan Tottori memiliki nilai
faktor keamanan dibawah 1. Pada sisi downstream keseluruhan model memiliki
nilai faktor keamanan yang tinggi.
Analisis deformasi menunjukan model gempa Darfield, Tottori, dan Tohoku
stasiun IWT007 menghasilkan displacement tinggi. Perbandingan berbagai
ground motion parameters menunjukan adanya korelasi secara linear dan
eksponensial antara displacement dengan meningkatnya parameter. Analisis
korelasi menunjukan parameter maximum velocity sustained maximum velocity,
dan Housner intensity memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi.
Perbandingan terhadap spectral response dari rekaman gempa menunjukan
rekaman dengan spectral acceleration yang cenderung tinggi pada periode sedang
hingga tinggi menghasilkan displacement yang lebih besar dibandingkan dengan
rekaman dengan nilai spectral acceleration yang tinggi pada periode rendah.
Kombinasi terhadap intensitas dari ground motion dan spectral response menjadi
faktor yang berpengaruh terhadap displacement dan kestabilan bendungan.