digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TA PP ANDROMEDA ADMIRALIS WERDAYA 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2009 TA PP ANDROMEDA ADMIRALIS WERDAYA 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2009 TA PP ANDROMEDA ADMIRALIS WERDAYA 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2009 TA PP ANDROMEDA ADMIRALIS WERDAYA 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2009 TA PP ANDROMEDA ADMIRALIS WERDAYA 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2009 TA PP ANDROMEDA ADMIRALIS WERDAYA 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

Formasi Telisa merupakan salah satu formasi yang berpeluang menjadi reservoir karena dalam beberapa umur pengendapan terdapat fase turunnya muka air laut yang menyebabkan terendapkannya sedimen darat Kajian terhadap pola sedimentasi dan paleogeografi dilakukan melalui pendekatan sekuen stratigrafi berdasarkan data log sumur di penampang korelasi DAT1 – DAT1’ dan DAT2 – DAT2’ berarah Utara – Selatan berpotongan dengan data sumur di penampang D–M, T-G, dan A–R yang berarah Barat – Timur, serta data biostratigrafi yang ada pada sumur di penampang-penampang tersebut untuk memodelkan geometri dan paleogeografi dari cekungan pada umur Miosen Tengah. Berdasarkan korelasi sekuen stratigrafi pada penampang-penampang tersebut, Formasi Telisa dapat dibagi menjadi 2 sekuen, yaitu sekuen 5 dan 6. Masing – masing terdiri dari dua system tract, yaitu Transgressive System Tract (TST) dan Highstand System Tract (HST). Geometri Cekungan Sumatera Tengah pada interval sekuen 5 berbentuk memanjang hampir Barat laut - Tenggara dengan bagian yang paling dalam di tengah cekungan, kemudian secara meninggi di sebelah Timur, Barat Laut, dan Selatan. Sedangkan geometri Cekungan Sumatera Tengah pada interval sekuen 6 memiliki bentuk memanjang dengan arah Barat laut - Tenggara dengan bagian paling dalam di bagian Barat Daya, meninggi ke arah Selatan dan Timur Laut. Berdasarkan data elektrofasies yang diintegrasikan dengan data lingkungan pengendapan biostratigrafi, interval TST sekuen 5 memiliki fasies, tidal distributary channel, tidal bar, sand flat, pro delta, dan marsh, sehingga lingkungan pengendapan interval ini adalah Tidal dominated estuary. Kemudian interval HST memiliki fasies tidal distributary channel, tidal bar, sand flat, pro delta, dan marsh, sehingga interval HST ini diendapkan di lingkungan delta yang didominasi pasang surut - paparan. Interval TST sekuen 6 memiliki fasies tidal distributary channel, tidal bar, sand flat,dan pro delta, sehingga lingkungan pengendapan interval ini adalah Tidal dominated estuary, lalu kemudian interval HST juga memiliki fasies yang sama.