Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan kawasan perkotaan dan
pertumbuhan penduduk di Kota Serang mengakibatkan meningkatnya perjalanan
penduduk. Kecenderungan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi
diakibatkan rendahnya kualitas angkutan umum sehingga menimbulkan berbagai
permasalahan seperti kemacetan. Salah satu upaya Pemerintah Kota Serang untuk
mengantisipasi peningkatan lalu lintas dan menarik kendaraan pribadi untuk
menggunakan angkutan umum adalah dengan menyediakan sistem angkutan umum
massal berbasis Bus Rapid Transit. Pada tahap awal akan beroperasi BRT Koridor
1 tahap 1 Pakupatan sampai dengan perbatasan Cilegon. Sebelum BRT tersebut
beroperasi, penting untuk mengetahui minat masyarakat untuk menggunakan BRT
untuk beraktifitas sehari-hari.
Pada tahap awal dilakukan survey kuisioner pada 140 responden calon pengguna
BRT di Kota Serang. Kemudian dilakukan analisis menggunakan metode tabulasi
silang untuk mengetahui karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
masyarakat menggunakan BRT. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil 69%
responden memilih mungkin menggunakan BRT, 5% memilih tidak akan
menggunakan BRT dan hanya 26% responden yang pasti akan menggunakan BRT.
Faktor – faktor yang signifikan mempengaruhi minat masyarakat untuk
menggunakan BRT yaitu jenis kendaraan yang digunakan responden, toleransi tarif
BRT dan toleransi waktu tunggu BRT. Selanjutnya dilakukan analisis untuk
menentukan tarif BRT berdasarkan kemampuan (Ability to Pay) dan kemauan
(Willingness to Pay) membayar masyarakat. Dari hasil analisis diperoleh hasil tarif
berdasarkan kemampuan membayar pada kategori pelajar yaitu sebesar Rp. 2.500
dan pada kategori umum sebesar Rp. 4.000. Sedangkan pada analisis WTP
diperoleh hasil tarif berdasarkan keinginan membayar pada kedua kategori pelajar
maupun umum adalah Rp.5.000. Sehingga hasil analisis titik temu nilai ATP dan
nilai WTP diperoleh tarif BRT pada kisaran Rp. 3.000 – Rp.5.000.