digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan kawasan perkotaan dan pertumbuhan penduduk di Kota Serang mengakibatkan meningkatnya perjalanan penduduk. Kecenderungan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi diakibatkan rendahnya kualitas angkutan umum sehingga menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemacetan. Salah satu upaya Pemerintah Kota Serang untuk mengantisipasi peningkatan lalu lintas dan menarik kendaraan pribadi untuk menggunakan angkutan umum adalah dengan menyediakan sistem angkutan umum massal berbasis Bus Rapid Transit. Pada tahap awal akan beroperasi BRT Koridor 1 tahap 1 Pakupatan sampai dengan perbatasan Cilegon. Sebelum BRT tersebut beroperasi, penting untuk mengetahui minat masyarakat untuk menggunakan BRT untuk beraktifitas sehari-hari. Pada tahap awal dilakukan survey kuisioner pada 140 responden calon pengguna BRT di Kota Serang. Kemudian dilakukan analisis menggunakan metode tabulasi silang untuk mengetahui karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat menggunakan BRT. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil 69% responden memilih mungkin menggunakan BRT, 5% memilih tidak akan menggunakan BRT dan hanya 26% responden yang pasti akan menggunakan BRT. Faktor – faktor yang signifikan mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan BRT yaitu jenis kendaraan yang digunakan responden, toleransi tarif BRT dan toleransi waktu tunggu BRT. Selanjutnya dilakukan analisis untuk menentukan tarif BRT berdasarkan kemampuan (Ability to Pay) dan kemauan (Willingness to Pay) membayar masyarakat. Dari hasil analisis diperoleh hasil tarif berdasarkan kemampuan membayar pada kategori pelajar yaitu sebesar Rp. 2.500 dan pada kategori umum sebesar Rp. 4.000. Sedangkan pada analisis WTP diperoleh hasil tarif berdasarkan keinginan membayar pada kedua kategori pelajar maupun umum adalah Rp.5.000. Sehingga hasil analisis titik temu nilai ATP dan nilai WTP diperoleh tarif BRT pada kisaran Rp. 3.000 – Rp.5.000.