Permintaan sumber daya air yang tinggi menjadi tantangan untuk mendukung
produksi pertanian, dalam hal ini irigasi berperan penting dalam ketahanan pangan.
Secara umum, distribusi manfaat dari irigasi dapat meningkatkan produktivitas
pertanian. Namun, terdapat isu pada irigasi seperti perbedaan penerimaan manfaat
yang diterima antar Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dalam hasil produksi
dan sumber air yang tidak dapat memenuhi kebutuhan air lahan pertanian. Irigasi
harus memberikan manfaat kepada semua, terutama petani. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi distribusi manfaat pembangunan
terhadap ekonomi, dan sosial, serta pengelolaan irigasi berbasis masyarakat. Studi
kasus dalam penelitian ini berada di Daerah Irigasi Cukang Monteng, Daerah Irigasi
Rawa Badak, Daerah Irigasi Kiaraeunyeuh, dan Daerah Irigasi Juntihilir di
Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian
mixed method dengan jenis exploratory design, dengan menggunakan data primer
dan sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
deskriptif, analisis regresi linier berganda, dan analisis konten. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa irigasi memberikan manfaat berupa peningkatan produksi
yang merata pada studi kasus. Namun, distribusi air belum merata karena
melakukan teknik gilir giring dari hulu ke hilir dalam pembagian airnya, sehingga
pada musim kemarau lahan pertanian yang jauh dari sumber air terkadang
mengalami kekurangan air. Dalam hal partisipasi masyarakat pada keempat
wilayah studi, ditemukan bahwa masyarakat berkontribusi dalam perencanaan,
pembangunan, pengelolaan, dan pemeliharaan. Namun, belum terdapat tambahan
pengetahuan dari petani. Berdasarkan dari hasil analisis regresi, variabel yang
mempengaruhi distribusi manfaat irigasi yaitu luas lahan, jarak sumber air, dan
jenis irigasi.