digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 6 Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Auliya Turfa Ramakhairani
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Kota Palembang memiliki potensi Sungai Musi dengan luas sekitar 750 km dan kedalaman sebesar 25 meter yang menghubungkan Ulu dan Ilir dengan Jembatan Ampera yang autentik. Potensi Sungai Musi inilah menjadikan Kota Palembang menggunakan Konsep Waterfront City berdasarkan dokumen perencanaan RTRW Kota Palembang Tahun 2012-2032. Namun dalam keberjalannya program pembangunan waterfront city belum berjalan dengan maksimal, terutama pada Kawasan Kampung Kapitan yang merupakan salah satu objek wisata Kota Palembang yang berlokasi di tepian sungai Musi namun belum mampu memanfaatkan sungai musi seperti bangunan dan kegiatan yang belum berorientasi ke sungai dan ruang terbuka untuk berinteraksi sosial. Kampung Kapitan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Palembang belum mampu menjadi daya tarik utama dikarenakan pada dasarnya hanya berisikan rumah adat kampung kapitan, tanpa daya tarik lainnya seperti acara budaya, pelayanan, kelembagaan, dan pembiayaan yang belum maksimal, tingkat keamanan yang masih rendah, masyarakat yang belum diberdayakan, dan keterampilanketerampilan masyarakat palembang dalam pembuatan songket, jumputan, maupun pempek sehingga mampu menciptakan peningkatan perekonomian lokal. Sehingga diperlukan upaya revitalisasi di Kampung Kapitan berdasaarkan Konsep Waterfront City dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif potensi dan masalah, analisis internal dan eksternal tapak berdasarkan hasil observasi, data sekunder, dan wawancara para pemangku kepentingan serta metode perancangan fragmental melalui perancangan kembali sehingga mampu menciptakan Kampung Kapitan sebagai kawasan pariwisata yang berbudaya, partifipatif, dan terintegrasi untuk mendukung aspek sosial dan ekonomi sekitar sesuai dengan Konsep Waterfront City.