digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di era globalisasi, setiap perusahaan harus meningkatkan keunggulan kompetitif untuk bersaing di dalam industry. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, semua perusahaan harus mencari strategi-strategi pertumbuhan untuk memperluas usaha mereka. Salah satu sumber pertumbuhan eksternal yang lazim digunakan adalah strategi merger dan akuisisi. Belakangan ini, menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditugaskan untuk membentuk enam perusahaan holding di bidang infrastruktur, pertambangan, perbankan, agrikultur, keamanan energi, dan energi terbaharukan. Perusahaan holding ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kemampuan finansial BUMN sehingga mereka bisa mandiri secara finansial dari APBN. Sebelum pembentukan perusahaan holding, setiap BUMN dengan lini bisnis yang sama harus digabungkan terlebih dahulu, agar tidak ada tumpang tindih dan juga untuk menghilangkan kompetisi di antara mereka. Salah satu rencana pemerintah adalah untuk menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara dan PT Pertamina Gas untuk meningkatkan efisiensi manajemen gas alam nasional dan juga untuk meraih target dari utilisasi gas. PT Perusahaan Gas Negara, yang sudah memiliki hampir seluruh pipa gas di Indonesia, akan mengakuisisi PT Pertamina Gas. Namun, dikarenakan banyak opini negatif dan juga ketidaksetujuan dari pemangku kepentingan, proses akuisisi ini masih terhambat. Berdasarkan fakta tersebut, maka tujuan dari riset ini adalah untuk merekomendasikan apakah akuisisi ini akan menguntungkan atau tidak. Penulis menggunakan analisis internal dan eksternal, arus kas diskonto, dan kalkulasi sinergi. Laporan keuangan yang digunakan merupakan laporan 5 tahun yang terbaru dan diperoleh dari website bursa saham Indonesia. Hasil dari riset ini adalah bahwa ada nilai sinergi yang dihasilkan sebesar $2,846,136,000 untuk skenario pesimis, $3,362,411,250 untuk scenario yang paling memungkinkan, dan $5,276,281,247 untuk skenario optimis. Nilai sinergi ini dihitung berdasarkan asumsi bahwa akan ada sinergi operasional dan finansial setelah akuisisi. Sebagai rekomendasi, PT Perusahaan Gas Negara dapat mengakuisisi PT Pertamina Gas dengan menerbitkan 1,839,738,434 lembar saham.