Program pemerintah dalam melakukan restrukturisasi perusahaan BUMN masih terus berlanjut sampai saat ini. PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II merupakan rencana selanjutnya dalam restrukturisasi perusahaan BUMN. Penggabungan kedua perusahaan diharapkan akan memberikan peluang sinergi dalam efisiensi operasional. Namun, merger yang dilakukan oleh BUMN tidak selalu memberikan dampak efisiensi bagi perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya studi lebih lanjut mengenai kelayakan merger dari PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Dengan menggunakan pendekatan internal seperti analisis sumber daya dan analisis rasio keungan serta analisis eksternal seperti pestel kemudia mengalukan analisa SWOT untuk masing-masing perusahaan untuk menentukan apakah merger bisa menjadi solusi untuk PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.
Hasil penelitian menunjukkan adanya sinergi antara PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Berdasarkan perhitungan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF), nilai perusahaan PT Angkasa Pura I adalah IDR 4,169,267 dan nilai perusahaan PT Angkasa Pura II adalah IDR 9,784,469 dengan total nilai gabungan perusahaan sebesar IDR 13,953,736. Sedangkan nilai kedua perusahaan ketika bersinergi sebesar IDR 25,051,653. Sehingga nilai sinergi yang diperoleh sebesar IDR 11,097,917.
Dengan menentukan nilai premium sebesar 40% - 60%, nilai premium mencapai IDR 1,667,707 – IDR 2,501,560. Oleh karena itu, dalam kisaran nilai premium tersebut, harga pemeblian adalah IDR 5,836,974 – IDR 6,670,827. Merger antara PT Angkasa Pura I dan PT Ankasa Pura II berpotensi memaksimalkan nilai pemegang saham dalam kisaran IDR 4,427,090 – IDR 5,260,943.
Analisis menggunakan Discounted Cash Flow untuk kedua perusahaan membuktikan adanya sinergi yang dihasilkan dari rencana merger antara PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.