BAB 1 Ardilla Sriwijayanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ardilla Sriwijayanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ardilla Sriwijayanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ardilla Sriwijayanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ardilla Sriwijayanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ardilla Sriwijayanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Paduan magnesium sebagai bahan struktural logam yang sangat ringan, semakin
banyak digunakan dalam industri transportasi untuk mengurangi bobot kendaraan.
Bobot ringan kendaraan saat ini diakui sebagai salah satu pendekatan utama untuk
meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi lingkungan. Di sisi lain,
pengembangan paduan magnesium masih menghadapi beberapa tantangan seperti
kekuatan yang rendah dan ketahanan korosi yang kurang baik. Paduan Mg-Zn
menunjukkan salah satu respon pengerasan tertinggi dari semua paduan
magnesium. Akan tetapi, penggunaan paduan berbasis Mg-Zn pada otomotif belum
setinggi paduan Mg lainnya. Beberapa unsur yang patut diteliti lebih lanjut karena
dapat meningkatkan sifat paduan Mg-Zn adalah zirkonium (Zr) sebagai penghalus
butiran yang baik dan niobium (Nb) sebagai partikel penguat pada matriks
magnesium. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan untuk mempelajari pengaruh
Zr atau Nb serta temperatur sintering pada paduan Mg-Zn terhadap kekerasan, sifat
korosi, serta struktur mikro untuk meningkatkan performa paduan Mg-Zn.
Penelitian diawali dengan preparasi serbuk Mg, Zn, Zr, dan Nb. Proses dilanjutkan
dengan milling pada Planetary Ball Mill dengan laju 700 rpm selama 2 jam,
kemudian kompaksi dilakukan pada tekanan 100 kg/cm2. Variasi sintering pada
temperatur 400, 450, 500, dan 550 °C dilakukan selama 2 jam. Sampel yang telah
di-sinter, dipotong menjadi beberapa bagian untuk dilakukan pengujian kekerasan
menggunakan metode Vicker Hardness Test dan pengamatan struktur mikro
melalui mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive
Spectroscope (SEM-EDS). Sampel yang menunjukkan nilai kekerasan Vicker
maksimal dilakukan pengujian ketahanan korosi dengan metode polarisasi
potensiodinamik dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS).
Penambahan 0,5 wt% Nb dan 0,5 wt% Zr memberikan pengaruh pada peningkatan
kekerasan paduan Mg-5Zn. Nilai kekerasan tertinggi yaitu 85,57 HV diperoleh
pada sampel Mg-5Zn-0,5Zr yang di-sinter pada temperatur 450 °C. Sementara itu,
penambahan 0,5 wt% Nb dan 0,5 wt% Zr meningkatkan ketahanan korosi serta
menurunkan laju korosi paduan Mg-5Zn. Paduan Mg-5Zn yang ditambahkan 0,5
wt% Nb memberikan nilai resistansi korosi terbaik dan laju korosi terendah yaitu
7,89 mm/tahun. Sampel yang di-sinter pada temperatur 450 °C memberikan
ketahanan korosi yang lebih signifikan dibandingkan sampel yang di-sinter pada
temperatur 400 °C.