ABSTRAK Fabian Arzak
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Fabian Arzak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fabian Arzak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fabian Arzak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fabian Arzak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fabian Arzak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fabian Arzak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Penipisan deposit timah sekunder di Indonesia mendorong proses pemanfaatan
endapan timah primer. Terdapat dua jenis bijih timah primer, yaitu bijih timah
primer jenis skarn dan oxide. Kasiterit pada endapan timah primer masih
berasosiasi pada batuan induk sehingga menjadi suatu tantangan tersendiri dalam
proses konsentrasi. Dalam penelitian ini, dilakukan studi pengaruh beberapa
variabel dalam proses konsentrasi gravitasi bijih timah primer jenis oxide asal
Batubesi terhadap kadar dan persen perolehan timah.
Karakteristik awal dilakukan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray
Flourescence (XRF) untuk mengetahui komposisi awal mineral bijih. Selanjutnya,
bijih timah primer dikonsentrasi menggunakan meja goyang pada variasi ukuran
P80 umpan, yaitu 149,105,75, dan 38µm, laju air pencuci, yaitu 1, 3, 6, 9 liter/menit,
kemiringan dek meja, yaitu 1,5?, 2?, 2,5? dan 3?, dan persen solid umpan, yaitu 4,
6, 8, 10%. Produkta hasil percobaan konsentrasi gravitasi dianalisis mengunakan
XRF-Benchtop untuk melihat kadar timah pada setiap produkta. Hasil optimum dari
ukuran P80 umpan digunakan pada percobaan variabel laju air pencuci. Begitu juga
dengan hasil optimum dari variabel-variabel berikutnya
Bijih timah primer jenis oxide memiliki kadar awal Sn sebesar 0,299%. Pada
percobaan meja goyang dengan variasi ukuran P80 umpan terjadi pola penurunan
persen perolehan timah dan kenaikan persen kadar timah seiring dengan
mengecilnya ukuran partikel. Ukuran P80 umpan 105µm memberikan hasil yang
optimum dengan kadar Sn sebesar 0,46% dan persen perolehan timahnya 16,25%.
Tren penurunan persen perolehan timah seiring dengan meningkatnya laju air
pencuci. Sedangkan, untuk persen kadar timah terjadi kenaikan lalu terjadi
penurunan menuju. Laju air pencuci 3L/m memberikan hasil yang optimum dengan
kadar Sn sebesar 0,43% dan persen perolehan timahnya 19,61%. Terjadi penurunan
persen perolehan timah seiring dengan meningkatnya kemiringan dek meja.
Sedangkan, untuk persen kadar timah terjadi penurunan dari 1,5? menuju 2?,
kemudian meningkat hingga 3?. Kemiringan dek meja 3? memberikan hasil yang
optimum dengan kadar Sn sebesar 0,43% dan persen perolehan timahnya 19,61%.
Variasi persen solid umpan tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan antara
variasi yang ada. Persen solid umpan 6% memberikan hasil yang optimum dengan
kadar Sn sebesar 0,43 persen dan persen perolehan timahnya 23,27%. Variabel
optimum yang diperoleh pada percobaan ini adalah ukuran P80 umpan 105µm, laju
air pencuci 3liter/menit, kemiringan dek meja 3?, dan 6% solid umpan dengan kadar
Sn 0,43% dan perolehan timah sebesar 23,27%.