Latar Belakang: polusi udara khususnya PM 2.5 dapat memberikan dampak yang cukup
besar terhadap kondisi kesehatan manusia, terutama dampak paparan bagi kelompok sensitif
seperti anak-anak. besarnya dampak dari paparan PM2.5 terhadap aktivitas fisik anak sekolah
dasar yang dikaitkan dengan penyakit ISPA belum ada literaturnya. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui seberapa besar dampak dari aktivitas fisik terhadap paparan PM 2.5,
kapasitas vital paru yang dihubungkan dengan potensi kejadian penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA). Metode: Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi
SDN Luginasari dan SDN Linggabudi kelas 6 yang bersekolah diarea lingkungan
berpolusi. Analisis yang dilakukan untuk aktivitas fisik diukur dengan
menggunakan quisioner Physical Activity Quistionnare-Children (PAQ-C), untuk
pengukuran kapasitas vital paru dengan Spirometer SP10, sedangkan untuk analisis
potensi kejadian ISPA menggunakan quisioner kejadian ISPA. Hasil: Nilai dari
hasil quisioner aktivitas fisik pada saat post-test (0,75) pada SDN Luginasari dan
(0,89) pada SDN Linggabudi memiliki jumlah nilai yang besar dibandingkan pada
saat pengukuran pre-test (0,57) dan (0,74) . peningkatan kapasitas vital paru pada
saat post-test (FVC1,82 FEV11,65) dan (FVC 1,91 FEV11,77) pada SDN
Linggabudi serta penurunan potensi ISPA 16% pada SDN Luginasari dan 14%
SDN Linggabudi. Kesimpulan: penelitian ini menunjukan bahwa paparan polusi
udara Partikular Matter 2.5 dapat di minimalisir dampaknya dengan meningkatkan
jumlah aktivitas fisik, hal tersebut dapat terjadi karena adanya peningkatan
kapasitas vital paru untuk mecegah timbulnya beragam penyakit yang dapat
menyerang sistem pernapasan. salah satu dari penyakit pernapasan yang bisa di
cegah adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).