Meningkatnya konsumsi minyak kelapa sawit menyebabkan harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar internasional ikut terangkat, harga CPO pada akhir Desember 2007 meningkat sebesar 92% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini berdampak positif bagi industri perkebunan kelapa sawit Indonesia dan ikut memberikan kontribusi yang besar bagi devisa negara. PT XYZ, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit berencana membangun pabrik kelapa sawit mini kapasitas pengolahan 10 ton TBS / jam dengan pola kemitraan bersama petani kelapa sawit di wilayah Kabupaten OKU Propinsi Sumatera Selatan. Diharapkan dengan adanya pabrik kelapa sawit ini perusahaan dapat memanfaatkan tingginya harga minyak kelapa sawit dunia, selain itu keberadaan pabrik ini diharapkan dapat menyerap seluruh hasil panen kebun anggota kemitraan yang sebagian besar merupakan petani kelapa sawit tradisional, sehingga keberadaan pabrik ini nantinya dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat sekitar khususnya anggota kemitraan.
Keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan menjadi faktor penghambat bagi perusahaan untuk menjalankan rencana pembangunan pabrik kelapa sawit kemitraan ini, sehingga perusahaan harus mencari sumber pendanaan dari luar perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan. Analisis kelayakan investasi dengan metode yang tepat dan memberikan hasil yang positip bagi proyek ini merupakan syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk mendapatkan pinjaman kredit bank. Valuasi harga saham perusahaan juga diperlukan untuk menentukan besarnya setoran modal yang harus dibayarkan anggota kemitraan kepada perusahaan untuk dapat menanamkan modalnya pada proyek ini.
Hasil analisis menggunakan metode discounted cash flow menunjukkan proyek ini memiliki nilai NPV sebesar Rp 46,597,678,000, IRR 37%, ROI 44.21% dan ROE 28.28%, sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan pabrik kelapa sawit kemitraan ini layak untuk dijalankan. Valuasi harga saham wajar perusahaan berdasarkan metode FCFE menunjukkan bahwa harga saham wajar pabrik kelapa sawit kemitraan ini adalah sebesar Rp 26,998 per lembar saham.
Berdasarkan analisis sensitivitas dapat diambil kesimpulan bahwa proyek ini sangat sensitif terhadap penurunan hasil pengolahan TBS, penurunan hasil pengolahan sebesar 10% dapat menurunkan nilai NPV menjadi (-)Rp 1,647,381, IRR menjadi 13%, ROI menjadi 13%, dan ROE menjadi 4%. Sehingga disarankan kepada perusahaanuntuk menjaga tingkat rendemen pabrik sesuai dengan standar yang ditentukan.