Penurunan tanah merupakan salah satu masalah yang paling umum ditemukan pada
pekerjaan tanah. Sifat tanah lunak yang memiliki karakteristik buruk, memungkinkan
terjadinya penurunan tanah pada jangka waktu yang panjang. Menemukan teknik yang
efisien dan efektif dalam metode perbaikan tanah telah menjadi tantangan terus menerus
bagi perusahaan konstruksi dan akademisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
permodelan tanah mana yang paling optimal antara Mohr-coulomb, soft soil dan hardening
soil untuk merepresentasikan penurunan tanah yang terjadi dalam penerapan perbaikan
tanah dengan metode preloading pada Proyek Jalan Tol Indrapura – Kisaran. Analisis
dilakukan dengan menggunakan bantuan software Plaxis 2D yang dikembangkan
berdasarkan metode elemen hingga.
Berdasarkan hasil monitoring settlement plate di lapangan diketahui besarnya penurunan
yang terjadi adalah sebesar 0,836 meter. Adapun besarnya penurunan tanah berdasarkan
analisis menggunakan model Mohr-Coulomb adalah sebesar 0,779 meter atau 6,65%.
Sedangkan menggunakan model hardening soil adalah sebesar 0,802 meter atau 4,43%, dan
besarnya penurunan menggunakan model soft soil adalah sebesar 0,863 meter atau 3,24%.
Berdasarkan pola penurunan yang terjadi, model Mohr-coulomb lebih mendekati pola
penurunan observasi lapangan dibandingkan dengan soft soil dan hardening soil. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perhitungan penurunan konsolidasi dengan Plaxis 2D
menggunakan model Mohr-Coulomb, soft soil ataupun hardening soil memberikan hasil
yang memuaskan dimana perbedaan penurunan hasil analisis dengan monitoring lapangan
relatif kecil dan pola penurunan hasil analisis mendekati pola penurunan yang terjadi di
lapangan.