digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fawwaz Abiyyu Anvilen
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Sepeda motor adalah pilihan utama mobilitas masyarakat Indonesia. Setiap tahun di Indonesia, sepeda motor membuang sebanyak 50 Mt CO2-eq ke atmosfer, dari 157 Mt CO2-eq yang dibuang sistem transportasi Indonesia secara umum. Emisi gas buang ini mengakibatkan tiga masalah: (1) perubahan iklim, (2) polusi udara, (3) dilema trade-off antara pertumbuhan ekonomi dan emisi karbon. Sebagai jawaban ketiga masalah ini, elektrifikasi sistem transportasi diajukan. Secara khusus, elektrifikasi sistem sepeda motor menjadi penting karena (1) jumlah sepeda motor yang mendominasi, (2) biaya kepemilikannya yang murah, (3) menarik di daerah urban yang sempit, serta (4) proses manufakturnya yang sederhana. Pemerintah telah menyusun banyak skenario elektrifikasi, tetapi skenario ini dilakukan secara kotak hitam tanpa model kausal yang eksplisit sehingga perbandingan sulit dilakukan. Pendekatan dinamika sistem digunakan dalam penelitian ini untuk memodelkan sistem elektrifikasi sepeda motor yang mencakup interaksi antaragen di dalamnya. Model dinamika sistem yang dikembangkan mencakup lima agen dalam elektrifikasi sistem sepeda motor Indonesia (Pengguna, Pemanufaktur, Penyedia Infrastruktur, Penyedia Jasa Konversi, dan Pemerintah) dan umpan-umpan balik penting di antara mereka. Simulasi dijalankan dari tahun 2023 sampai dengan tahun 2045. Sebanyak 2904 skenario kebijakan yang mungkin didefinisikan berdasarkan variabel keputusan dan kendala yang dihadapi Pemerintah. Tiga skenario kebijakan terbaik dipilih berdasarkan ukuran performansi stok sepeda motor listrik di akhir dan tingkat emisi karbon tahunan dari sistem sepeda motor Indonesia secara keseluruhan. Tiga skenario kebijakan ini meningkatkan stok sepeda motor listrik sebanyak 6 juta unit, dari 52 juta unit di baseline pada 2045. Tidak ada skenario kebijakan yang memiliki tingkat emisi karbon tahunan yang lebih rendah pada 2045 daripada pada 2023. Ketiga skenario kebijakan ini menunjukkan bahwa Pemerintah harus berfokus pada insentif sepeda motor listrik dan konversi, serta stasiun penukaran baterai daripada disinsentif sepeda motor konvesional dan stasiun pengisian ulang bensin. Selain itu, Pemerintah juga harus melaksanakan skenario dekarbonisasi grid listrik yang lebih ambisius daripada yang paling ambisius yang Pemerintah miliki saat ini. Dalam melaksanakan kebijakan, Pemerintah juga harus memperhatikan apakah sistem berada di keadaan supply-constrained dan demand-constrained agar kebijakan tepat sasaran.