Peningkatan jumlah kasus penderita penyakit kritis yang terus bertambah, memiliki
dampak pada permintaan produk asuransi penyakit kritis yang juga ikut tumbuh.
Salah satu metode yang digunakan dalam pemodelan asuransi penyakit kritis
melalui pendekatan probabilistik dengan model multi status Rantai Markov waktu
kontinu. Model ini dapat menggambarkan secara jelas mengenai proses transisi
keadaan kesehatan individu guna menentukan premi yang sesuai dengan risiko
kesehatan individu. Model multi status berhubungan dengan estimasi intensitas
serta peluang transisi keadaan yang mungkin terjadi dengan memanfaatkan sifat
markovian.
Tingkat premi dipengaruhi oleh peluang transisi, intensitas transisi, dan suku
bunga. Pengembangan model tingkat premi asuransi penyakit kritis mengalami
hambatan akibat keterbatasan data. Data prevalensi lebih mudah didapatkan
berguna dalam menentukan intensitas transisi ke keadaan sakit. Laju mortalitas dari
keadaan sehat dan keadaan sakit dimodelkan dengan fungsi mortalitas Gompertz-
Makeham(0,2). Model ini sangat cocok pada data yang terbatas. Peluang transisi
dapat diestimasi dengan memanfaatkan laju transisi yang telah diperoleh.
Tulisan ini memberikan hasil perhitungan tingkat premi dengan menggunakan polis
Stand Alone dan Acceleration Benefit. Acceleration Benefit memiliki tingkat premi
yang lebih tinggi sebesar tiga kali untuk Laki-laki dan dua belas kali untuk
Perempuan dibandingkan dengan polis Stand Alone. Wajar akibat ada manfaat
tambahan dalam kondisi kematian akibat lainnyaa. Perbedaan tingkat premi juga
dihasilkan antara suku bunga konstan dan stokastik, diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi perusahaan asuransi dalam menetapkan preminya.