digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Informasi mengenai urutan nukleotida berperan sangat penting dalam rekonstruksi sejarah masa lampau maupun untuk keperluan forensik. Hingga saat ini, para ahli paleoantropologi belum dapat mengetahui keterkaitan antara mtDNA masyarakat Sangiran dengan fosil Homo Erectus yang ditemukan di sana. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan urutan nukleotida D-Loop empat sampel masyarakat Sangiran sebagai bagian dari pembuatan basis data (database) penelitian lain yang mengaitkan hubungan masyarakat Sangiran dengan fosil Homo Erectus. Untuk menjawab permasalahan ini, sel epitel mulut digunakan sebagai templat DNA, kemudian DNA diperbanyak dengan metoda PCR, dan urutan nukleotidanya ditentukan dengan metoda dideoksi Sanger. Pengamatan hasil PCR dengan elektroforesis gel agarosa menunjukkan pita DNA sampel berukuran 0,9 kb. Penentuan urutan nukleotida menunjukkan hasil sebanyak 451 pasang basa yang dapat dianalisis dan dibandingkan dengan Cambridge Reference Sequence (CRS) untuk mengetahui posisi mutasi yang terjadi pada sampel. Pada posisi 16226 terdapat perbedaan nukleotida yaitu sitosin pada CRS menjadi timin pada empat sampel tersebut. Perbedaan nukleotida ini diduga menjadi ciri khas bagi urutan nukleotida masyarakat Sangiran.