digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2023 TS PP ADHI PANDOYO 1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Noor Pujiati.,S.Sos

Seni Rupa Kontemporer sebagai sebuah wacana memuat persoalan yang merentang dari segi konsepsi, praktik (genre dan objek) karya seni, seniman hingga kurator dan kolektor. Dalam medan sosial seni rupa, salah satu pranata seni rupa mendudukkan beragam pihak dalam konstelasi tegangan kreasi artistic dan pasar. Dalam hal inilah, media massa menjadi salah satu institusi dalam infrastruktur medan sosial seni rupa. Oleh sebabnya, dalam memahami seni rupa kontemporer sebagai wacana dan praktik, media massa melalui kekuatan massifikasi informasinya, dipandang sebagai salah satu kanal; termasuk sebagai medium apresiasi dan pemopuleran sebuah wacana dan praktik seni rupa kontemporer itu sendiri. Dalam hal inilah, sebuah media massa yang berupa majalah, sengaja menfokuskan diri pada tema seni rupa, hadir pertama kali di Indonesia pada 2004 dengan nama Visual Arts. Majalah ini sendiri bertahan selama delapan tahun, hingga 2012, dengan total 56 edisi. Bertolak dari kasus itu, penelitian ini mengkaji kemunculan majalah Visual Arts, dengan diikuti penelaahan wacana dan praktik seni rupa kontemporer yang ada di dalamnya. Melalui analisis tektual, penelitian ini menemukan peran Visual Arts di dalam mewarnai pewacanaan seni rupa kontemporer. Diantaranya munculnya kecenderungan pembahasa atas (1) konsepsi, definisi dan sejarah seni rupa kontemporer (di) Indonesia; (2) Seniman atau Perupa Kontemporer; (3) Perhelatan atau Pameran Seni Rupa Kontemporer dan (4) Pasar seni rupa kontemporer yang menyertainya. Selain itu, diketemukan kecenderungan pembahasan khusus, yang berkelanjutan, merentang dari apresiasi seni, lukisan palsu, hingga polemik seni rupa kontemporer global. Melalui penelitian ini pula, tampak bahwa pewacanaan seni rupa kontemporer yang muncul dalam Visual Arts terbukti menjadi salah satu aspek dan versi dari sejarah seni rupa Indonesia. Selain itu, penelitian ini berupaya memaparkan ranah kajian yang nyaris terabaikan dari sejarah seni rupa di Indonesia, yakni kekuatan media massa seni rupa sebagai kanal penting sekaligus salah satu tolok ukur resepsi seni rupa di Indonesia. Akhirnya, dapat dicapai perluasan perspektif dalam memandang medan wacana seni rupa kontemporer, selaku bagian penting dari dialektika agensi dan struktur di dalam medan sosial seni rupa di Indonesia.