digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Abdul Latif Sirojul Munir
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Abdul Latif Sirojul Munir
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Abdul Latif Sirojul Munir
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Abdul Latif Sirojul Munir
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Abdul Latif Sirojul Munir
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Abdul Latif Sirojul Munir
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Abdul Latif Sirojul Munir
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Indonesia merupakan pasar yang menarik bagi produsen alat kesehatan karena populasinya yang terbesar keempat. Indonesia mengimpor alat kesehatan canggih dari luar negeri meskipun ada persyaratan kandungan lokal dan tarif impor. Sejak 2014, sistem jaminan kesehatan nasional Indonesia "BPJS-Kesehatan," telah meningkatkan kesadaran akan perawatan kesehatan, memperluas rumah sakit umum dan swasta, dan mencakup semua warga negara. Semua ini telah meningkatkan permintaan akan peralatan medis canggih. Hingga Februari 2022, terdapat 236,8 juta anggota BPJS, yang merupakan sekitar 86% dari populasi Indonesia. Jumlah itu akan membutuhkan produsen perangkat medis dan pasokan canggih untuk memenuhi permintaan. Produsen instrumen medis harus memanfaatkan pasar yang berkembang. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi perusahaan perangkat medis untuk memanfaatkan situasi ini. Dukungan eksternal, yang meliputi kebijakan dari pemerintah yang mengutamakan produk buatan dalam negeri, terutama kepada pasar nasional dan pemerintah sebagai konsumen. E-Catalogue, yang membuat alat kesehatan perusahaan mudah dijual secara online. Megah Dinar Calakan (Medica) unggul dalam bantuan internal dalam dua cara: Pertama, perusahaan telah bekerja sama dengan beberapa distributor dan sub-distributor yang memasarkan dan mendistribusikan implan ortopedi di seluruh Indonesia. Kedua, ini sangat membantu perusahaan karena mencoba mengembangkan produknya sendiri. Perusahaan ini memiliki banyak pengalaman, terutama dalam memasarkan dan mendistribusikan implan ortopedi, dan banyak orang yang menggunakannya mengetahuinya. Penelitian ini mencoba mencari tahu apa yang membuat perusahaan distributor yang selama ini menjual produk impor berhasil membuat produk sendiri. Teori 5M1E digunakan sebagai titik acuan oleh para peneliti saat mereka melihat apa yang membuat produk yang baik. Metode yang digunakan adalah In-depth interview yang direkam lalu dituangkan ke dalam analisis verbatim. Langkah selanjutnya adalah peneliti akan mengekstrak tema dan poin dari jawaban masing-masing responden. Setelah memahami inti dari jawaban atas pertanyaan tersebut, peneliti mencoba menganalisis setiap poin atau tema dan mengklasifikasikannya ke dalam faktor 5M1E. Setelah menganalisis temuan, temuan dimasukkan ke dalam faktor-faktor yang digunakan dalam pengembangan alat kesehatan implan ortopedi di PT. Solusi yang diusulkan didasarkan pada hasil wawancara dan analisis menyeluruh. Solusi tersebut mencoba untuk memecahkan masalah yang terdapat pada setiap faktor yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menjadi perusahaan manufaktur.