digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muhammad Qinthara Aghnat
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Muhammad Qinthara Aghnat
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Muhammad Qinthara Aghnat
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Muhammad Qinthara Aghnat
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Muhammad Qinthara Aghnat
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Muhammad Qinthara Aghnat
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Muhammad Qinthara Aghnat
PUBLIC Alice Diniarti

Evaluasi stabilitas dinamik pada bendungan urugan umum dilakukan dengan menggunakan analisis pseudo-statik dengan metode keseimbangan batas karena kepraktisan dan kemudahan untuk dipahami. Penentuan koefisien seismik yang diterapkan pada bidang gelincir potensial menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Di Indonesia, prosedur ini telah diatur dalam pedoman kontruksi dan desain (Pd T-14-2004-A) mengenai analisis stabilitas bendungan tipe urugan akibat beban gempa. Namun, pedoman ini dikembangkan berdasarkan pedoman desain tahan gempa di Jepang (2000) yang memiliki perbedaan kondisi kegempaan dan geologi dengan wilayah di Indonesia. Evaluasi terhadap penentuan koefisien seismik dilakukan pada Bendungan Ciawi dengan mengembangkan metode yang diajukan oleh Ghanbari dan Davoodi (2010). Penentuan koefisien seismik memperhatikan dua faktor, yaitu faktor reduksi percepatan horizontal maksimum permukaan (?) dan faktor amplifikasi akibat efek geometri bendungan (?). Penentuan parameter ? dilakukan dengan membandingkan koefisien seismik leleh terhadap percepatan horizontal maksimum permukaan yang menghasilkan deformasi permanen sebesar 0,3 meter yang diperoleh dari analisis deformasi Newmark. Parameter ? diperoleh dari kecenderungan nilai koefisien seismik terhadap elevasi bendungan dengan asumsi bersifat linier. Untuk memperoleh kecenderungan nilai koefisien seismik dalam fungsi elevasi, dilakukan variasi elevasi bidang gelincir pada Y=1H; 0,75H; 0,5H dan 0,25H sebagaimana metode yang digunakan dalam analisis pseudo-statik dengan metode keseimbangan batas yang diatur dalam Pd T-14-2004-A. Koefisien seismik yang dihasilkan dari studi ini kemudian dibandingkan dengan hasil dari beberapa studi terdahulu dan pedoman desain seismik di negara lain. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, koefisien seismik yang diperoleh dalam studi ini memiliki nilai yang relatif rendah dibandingkan hasil Pd T-14-2004-A. Maka, prosedur penentuan koefisien seismik yang diatur dalam Pd T-14-2004-A dapat dinyatakan konservatif untuk digunakan sebagai acuan desain stabilitas dinamik bendungan urugan.