Integrasi transportasi menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kemacetan
dengan mengintegrasikan antarmoda transportasi umum di titik transit dari satu moda
ke moda satunya. Lain halnya dengan transportasi umum yang bermotor, dunia sudah
memaksimalkan transportasi tidak bermotor (micromobility) sebagai transportasi
umum. Micromobility seperti sepeda atau berbagi sepeda adalah alternatif pilihan
transportasi yang efisien dan ramah lingkungan dalam perjalanan singkat
dibandingkan dengan kendaraan pribadi. ITDP membagi 4 bidang dalam integrasi
transportasi yaitu fisik, informasi, tarif dan pembayaran serta kelembagaan. Saat ini,
pemerintah Republik Indonesia telah memberikan bentuk keseriusan dengan adanya
lembaga-lembaga yang diberikan tugas serta wewenang dalam menyelenggarakan dan
mengelola integrasi transportasi di wilayah Jabodetabek. Untuk memaksimalkan
micromobitilty yang terintegrasi dengan transportasi umum, perlunya diketahui
bagaimana sistem integrasi transportasi terutama dilihat dari sisi kelembagaan dengan
mengidentifikasi integrasi transportasi yang telah terjadi, menganalisis siapa saja para
pemangku kepentingan yang terlibat dan apa saja potensi maupun kendala dalam
integrasi transpotasi. Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah analisis
konten, analisis stakeholder dan matriks SWOT hingga memunculkan strategi
integrasi transportasi. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa masih perlunya
meningkatkan sistem integrasi transportasi terutama pada sepeda atau berbagi sepeda
dengan transportasi antarmoda. Tidak hanya itu, strategi berupa memaksimalkan
lembaga-lembaga yang sesuai dengan tugas dan kewenangannya untuk dapat
mengintegrasikan kelembagaan dengan membuat skema kelembagaan dan
menyelaraskan regulasi-regulasi antar daerah.