Seiring dengan beroperasinya transportasi MRT dari pusat kota menuju pinggiran
kota, mengakibatkan semakin mudahnya perjalanan yang dilakukan ke arah
pinggiran kota sehingga kawasan pinggiran kota memiliki daya tarik yang cukup
besar sebagai pusat kegiatan. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk menganalisis aksesibilitas Kawasan Lebak Bulus akibat
berubahnya perangkat transportasi yaitu dengan adanya MRT (Mass Rapid
Transit), penelitian ini dilakukan untuk pengguna kendaraan mobil, motor, dan
angkutan umum. Identifikasi juga dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan
Tata Guna Lahan (TGL) yang terjadi akibat berubahnya aksesibilitas menuju
Kawasan Lebak Bulus dalam radius 1 km dari stasiun MRT, analisa perubahan tata
guna lahan dilakukan berdasarkan aspek fungsi lahan, Koefisien Luas Bangunan
(KLB), dan nilai aset. Dalam pelaksanaan studi ini dilakukan dengan metode
pendekatan deskriptif kuantitatif. Model yang digunakan adalah Model Gravitasi
Hansen, sedangkan variabel yang digunakan adalah ukuran aktivitas dan waktu
tempuh. Perhitungan aksesibilitas dan tata guna lahan dilakukan untuk dua rentang
waktu yaitu sebelum beroperasinya MRT tahun 2014 dan sesudah beroperasinya
MRT tahun 2021. Hasil analisis perubahan aksesibilitas berdasarkan Model
Gravitasi Hansen menunjukkan bahwa aksesibilitas pengguna mobil menurun 66%,
pengguna motor menurun 26%, dan pengguna angkutan umum meningkat 69%.
Perubahan paling signifikan terjadi pada Aktivitas Komersial dimana luas lahan
meningkat sebesar 52% dan luas bangunan meningkat sebesar 62%. Uji korelasi
menunjukkan bahwa perubahan aksesibilitas yang terjadi berpengaruh secara
signifikan dengan luas bangunan dan luas lahan pada Kawasan Lebak Bulus. Hal
ini membuktikan bahwa Perubahan aksesibilitas mendorong perubahan aktivitas.
Dengan berubahnya aktivitas pada tata guna lahan yang ada, maka komposisi lahan
pada Kawasan tersebut berubah kearah yang lebih menguntungkan, baik dari segi
kemanfaatan ataupun segi komersial.