Problema-problema kontruksi yang menjadi tantangan bagi engineer di Indonesia tidak selalu
bisa dikuantifikasi oleh fenomena Mekanika Tanah Klasik atau Mekanika Tanah Jenuh.
Fenomena kering-basah yang terjadi secara natural sebagai perilaku hysteresis dapat
diterjemahkan dalam Mekanika Tanah TakJenuh. Pembasahan scanning menjadi salah satu
hysteresis dalam Mekanika Tanah TakJenuh yang bisa menterjemahkan atau mewakili
kejadian nyata yang terjadi di alam sebagai perilaku alamiah kering-basah yang dialami oleh
tanah.
Kurva karakteristik tanah-air/ soil water characteristic curve (SWCC) menggambarkan
hubungan antara isapan matrik dengan kadar air tanah. Metode pengukuran isapan matrik tanah
di laboratorium dengan menggunakan kertas saring disebut juga water flow through
unsaturated soil. Metode menggunakan kertas saring merupakan metode tidak langsung,
karena hanya berupa pengukuran kadar air tanpa adanya pengukuran suction. SWCC
merupakan bagian dari bidang konstitutif dari Tanah TakJenuh. Penggabungan SWCC dan
hasil konsolidasi dapat menghasilkan bidang konstitutif. Bidang konstitutif ini dapat
memberikan informasi mengenai kekuatan dan perubahan volume dari Tanah TakJenuh.
Pengukuran pembasahan scanning untuk kadar air 21%, 22%, 24%, 25%, dan 26%
memperoleh waktu ekuilibrium selama 21 hari. Hasil numerik menggunakan SSEP/W
menghasilkan waktu ekuilibrium selama 26 hari. Sehingga, dari pengujian 5 kadar air
berdasarkan referensi kurva drying dari penelitian sebelumnya bisa didapatkan kurva scanning
pembasahan. Untuk parameter fitting-scanning pembasahan masih harus dioptimalkan karena
masih melingkupi 2 titik kadar air saja.