digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Berau Coal yang terletak di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Pit C2 Blok 8 Binungan Mining Operation Area 2 PT Berau Coal merupakan salah satu wilayah operasi pertambangan batubara dengan karakteristik multi-seam dengan kemiringan lapisan batubara pada interval 40 – 60 derajat. Karakteristik endapan batubara menjadi salah satu pertimbangan dalam pembentukan desain penambangan batubara yang bekerjasama dengan disiplin ilmu lain, antara lain geoteknik, hidrologi, keselamatan, dan lingkungan, serta aspek lainnya. PT Berau Coal menghadapi beberapa tantangan, risiko, dan ketidakpastian seperti fluktuasi harga batubara, kapasitas produksi, biaya penambangan, dan aspek hukum terkait. Oleh karena itu, perencanaan dan strategi penambangan harus dilakukan secara matang hingga izin pertambangan PT Berau Coal berakhir pada tahun 2025. Kami mengevaluasi aspek keuangan dari perencanaan tambang jangka panjang Pit CACD menggunakan metode discounted cash flow (DCF) dengan tingkat suku bunga untuk menghitung beberapa parameter, seperti net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan profitabilitas indeks ( PI). Harga batubara yang termasuk dalam perhitungan bersifat deterministik atau sama selama umur proyek pertambangan. Namun, metode DCF mengasumsikan bahwa risiko suatu proyek adalah fungsi waktu, di mana durasi proyek sejajar dengan tingkat risiko. Karakteristik industri pertambangan berbeda dimana tingkat risiko proyek pertambangan cenderung menurun seiring berjalannya proyek dengan penambahan data teknis. Selain itu, parameter harga adalah aspek yang paling sensitif dari keekonomian proyek. Oleh karena itu, risiko yang terkait dengan fluktuasi harga harus dipisahkan dari tingkat diskonto arus kas. Penilaian keuangan harus mengakomodasi risiko dan ketidakpastian yang ada untuk mengatasi kelemahan metode DCF. Metode opsi nyata berfungsi sebagai alternatif untuk membuat model kuantitatif dinamis untuk proyek pertambangan. Dalam metode ini, faktor risiko diskonto diterapkan langsung ke variabel sumber yang tidak pasti, seperti harga batubara, untuk meningkatkan akurasi. Oleh karena itu, evaluasi perencanaan tambang jangka panjang di PT Berau Coal dengan menggunakan scenario analisis dan simulasi Monte Carlo bermanfaat untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam skema produksi, investasi, dan alokasi sumber daya. Dengan hasil evaluasi finansial NPV DCF 38mio USD, NPV Monte Carlo 40mio USD, IRR 51%, PI 4.12, and PBP 2.28 tahun PT Berau Coal akan mempertimbangkan dan mengambil keputusan apakah akan melanjutkan proyek dengan mempertimbangkan beberapa risiko atau membatalkan investasi dan tidak melanjutkan penambangan di Pit CACD.