Kegiatan penambangan yang dilakukan dengan metode tambang terbuka akan
menyebabkan terbentuknya lubang bekas tambang yang dapat dijadikan sebagai danau
pascatambang atau yang dikenal dengan pit lake. Namun, pengisian danau
pascatambang yang menggunakan air hujan dan air sungai masih jarang dilakukan di
Indonesia. Oleh karenanya, memprediksi pembentukan danau pascatambang melalui
simulasi laju dan durasi pengisian air dengan menggunakan air hujan dan air sungai
dapat menjadi salah satu acuan atau pedoman untuk reklamasi pascatambang di
Indonesia. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Pit D2 Site Binungan 01 yang
merupakan area void penambangan PT. Berau Coal dan terletak diantara dua sungai
yaitu Sungai Kelay dan sungai Binungan. Kedua sungai ini memiliki debit air yang
tinggi, yaitu 930,60 m³/s hingga 1539,2 m³/s dengan kecepatan aliran 0,540 m/s
(Sungai Kelay) dan 117,39 m³/s hingga 304,30 m³/s dengan kecepatan aliran 0,608 m/s
(Sungai Binungan).
Simulasi pengisian akan dilakukan menggunakan dua asumsi yaitu secara terus
menerus atau kontiniu dan asumsi pengisian dengan menggunakan debit banjir. Kedua
simulasi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa Sungai Kelay membutuhkan waktu
18 bulan untuk mengisi danau pascatambang melalui asumsi secara terus-menerus akan
berlangsung dengan debit sungai sebesar 2 m³/s. Sedangkan simulasi pengisian yang
mengandalkan debit banjir membutuhkan waktu pengisian 16 bulan dengan debit
sungai 2,75 m³/s. Hasil sumulasi pada sungai Kelay dinilai lebih efektif dimana Sungai
Binungan membutuhkan waktu 25 bulan dengan debit 1,5 m³/s untuk asumsi kontiniu
dan waktu pengisian selama 18 bulan dengan debit 1,85 m³/s dengan menggunakan
asumsi debit banjir.