digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kegiatan penambangan PT XYZ berakhir di tahun 2033 dan akan memasuki rencana pascatambang. Bekas penambangan di akhir masa operasi PT XYZ masih meninggalkan bukaan tambang dan timbunan material yang dapat menimbulkan potensi terbentuknya air asam tambang dan dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan prediksi kualitas air yang akan terbentuk pada tahun 2033 dengan skenario pascatambang yang telah direncanakan oleh PT XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau perubahan kualitas air pada tiap titik kritis di sarana penyaliran, memprediksi kualitas air pascatambang dan mengembangkan skema pengelolaan. Simulasi prediksi kualitas dan pengelolaan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak PHREEQC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan kualitas air di tiap titik kritis sarana penyaliran, yaitu rentang pH 3,78 hingga 3,89 di Santong, dan rentang pH 4,06 hingga 4,21 di Tongoloka. Air akan terakumulasi ke Santong Pond dengan nilai pH 3,89 dan kadar Cu 7,10 mg/L, sementara di Tongoloka Pond dengan pH 4,21, di mana keduanya belum memenuhi batas baku mutu lingkungan. Skema pengelolaan air tambang dengan menggunakan metode active treatment yaitu penambahan bahan penetral CaO mampu meningkatkan pH hingga 6 sampai 7 pada kedua pond, di mana pada kondisi ini kadar Cu terlarut turun di bawah 2 mg/L untuk Santong Pond. Pengelolaan air asam tambang di PT XYZ melalui metode active treatment dengan penambahan CaO efektif meningkatkan pH dan menurunkan kadar Cu terlarut, sehingga memenuhi baku mutu lingkungan.