Kegiatan penambangan PT XYZ berakhir di tahun 2033 dan akan memasuki rencana
pascatambang. Bekas penambangan di akhir masa operasi PT XYZ masih
meninggalkan bukaan tambang dan timbunan material yang dapat menimbulkan
potensi terbentuknya air asam tambang dan dapat mencemari lingkungan. Oleh
karena itu, diperlukan prediksi kualitas air yang akan terbentuk pada tahun 2033
dengan skenario pascatambang yang telah direncanakan oleh PT XYZ. Penelitian ini
bertujuan untuk meninjau perubahan kualitas air pada tiap titik kritis di sarana
penyaliran, memprediksi kualitas air pascatambang dan mengembangkan skema
pengelolaan. Simulasi prediksi kualitas dan pengelolaan dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak PHREEQC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat perubahan kualitas air di tiap titik kritis sarana penyaliran, yaitu rentang pH
3,78 hingga 3,89 di Santong, dan rentang pH 4,06 hingga 4,21 di Tongoloka. Air akan
terakumulasi ke Santong Pond dengan nilai pH 3,89 dan kadar Cu 7,10 mg/L,
sementara di Tongoloka Pond dengan pH 4,21, di mana keduanya belum memenuhi
batas baku mutu lingkungan. Skema pengelolaan air tambang dengan menggunakan
metode active treatment yaitu penambahan bahan penetral CaO mampu
meningkatkan pH hingga 6 sampai 7 pada kedua pond, di mana pada kondisi ini kadar
Cu terlarut turun di bawah 2 mg/L untuk Santong Pond. Pengelolaan air asam
tambang di PT XYZ melalui metode active treatment dengan penambahan CaO
efektif meningkatkan pH dan menurunkan kadar Cu terlarut, sehingga memenuhi
baku mutu lingkungan.