digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Noviar Hikmatul Falah
PUBLIC Open In Flip Book Perpustakaan Prodi Arsitektur

Terdapat sekitar 911.000 ha lahan kritis di Provinsi Jawa Barat, dari keseluruhan lahan kritis itu sekitar 200.000 ha berada di dalam kawasan hutan, terdiri dari hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Gunung Manglayang merupakan salah satu kawasan dengan lahan kritis dimana Hutan Daerah Kiarapayung (HDK) berada. Berdasarkan aspek kebencanaan Gunung Manglayang merupakan sisa-sisa Gunung Sunda bersama anak-anak gunung lainnya. Selain bencana gunung berapi, gempa bumi, dan longsor, bencana kekeringan juga dapat menjadi ancaman bagi masyarakat sekitar HDK. Gunung Manglayang memiliki beberapa titik mata air yang digunakan sumber air bersih, salah satu nya adalah didekat Jembatan Cincin Jatinangor yang ada pada naungan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai). Mata air tersebut bermuara ke sungai Cikeruh yang merupakan anak sungai Citarum. Kegiatan pada sektor pariwisata di kawasan pegunungan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Festival Leuweung Kiarapayung adalah acara budaya bulanan yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat sebagai daya tarik bagi para pengunjung untuk datang ke Hutan Daerah Kiarapayung. Fungsi lanskap adalah menyediakan barang dan jasa pada lingkungan yang disediakan oleh lanskap itu sendiri. Fungsi itu meliputi; (1) fungsi produksi sandang, pangan, papan dan energi lalu menjadi (2) habitat atau tempat hidup biodivesitas, setelah itu menjadi (3) regulator dari beberapa siklus di biosfer dan atmosfer, yang terakhir sebagai (4) informasi yang menampilkan keindahan, sarana rekreasi dan kultural. Eco-tourism merupakan konsep operasional yang dapat diterapkan di Indonesia dengan menjalankan 4 (empat) kriteria untuk menuju pariwisata berkelanjutan, yaitu: edukasi, konservasi, ekonomi, dan partisipasi. Tesis desain ini menggunakan pendekatan perancangan eco-tourism. dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu; inventarisasi, analisis menggunakan metode LaGro, menghasilkan sintesis, lalu masuk pada perencanaan yang menghasilkan konsep ruang, sirkulasi, dan vegetasi pada gambar perancangan. Diperlukan suatu perancangan lanskap berbasis eco-tourism dengan memanfaatkan suatu kawasan Pasar Leuweung Hutan Daerah Kiarapayung untuk melindungi kawasan itu sendiri. Dengan aktif mengajak masyarakat untuk ikut serta, melalui produk wisata dengan kearifan lokal dan bernilai budaya dan pendidikan di kawasan tersebut. Pada Perancangan Pasar Leuweung Kiarapayung ini menciptakan ruang lanskap berbasis eco-tourism yang berfungsi sebagai konservasi kawasan hutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar pasar leuweung kiarapayung. Tersedianya galeri atau perpustakaan alam berupa arboretum tanaman bambu, kebun percobaan dan agroforestri sebagai sarana edukasi alam. Ruang lanskap interaktif menampilkan atraksi karifan lokal budaya sunda dan modern berupa boardwalk yang bersifat instagrammable untuk menarik wisatawan untuk berkunjung. Tersedianya ladang hijau dan workshop alam sebagai sarana edukasi bagi para pengunjung dan masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian hutan. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat sekitar pasar leuweung kiarapayung. Kawasan lanskap yang low-maintenance dengan penataan dan penggunaan material lanskap yang memperhatikan aspek ekologis yang peka terhadap mitigasi bencana. Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisis dalam perancangan menerapkan aspek dan kriteria eco-tourism dalam perancangan ruang lanskap Hutan Bambu di Pasar Leuweung Hutan Daerah Kiarapayung. Aspek Perancangan mengacu terhadap 3A aspek pariwisata yaitu: (1) Attraction (2) Accessibility (3) Amenities. Kriteria perancangan memenuhi 5 (Lima) aspek dalam konsep eco-tourism yaitu: (1) Konservasi, (2) Edukasi, (3) Partisipasi, (4) Ekonomi, dan (5) Pengendalian. Hasil dari perancangan ini dapat menjadi model dalam pengembangan ekowisata dan menjadi masukan ide bagi pemerintah juga masyarakat Hutan Daerah kiarapayung dalam mengatasi lahan kritis dan pengembangan wisata alam yang berkelanjutan berbasis eco-tourism.