Perpustakaan Digital ITB

Ruang Terbuka Hijau (RTH) penting keberadaannya sebagai penyeimbang kondisi lingkungan dan ruang dalam kegiatan interaksi sosial terutama di wilayah perkotaan yang memiliki kepadatan lalu lintas, tingkat polusi serta meningkatnya jumlah penduduk. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi fungsi ekologi dan sosial taman kota untuk mengetahui pedoman desain lanskap dengan fungsi ekologi dan sosial. Penelitian dilakukan di dua RTH Kota Bandung, yaitu Taman Lalu Lintas dan Taman Maluku. Metode penelitian yang dilakukan yaitu evaluatif dengan menggunakan metode stop-motion walking; Key Performance Index (KPI); Thermal Humidity Index (THI); Public Space Index (PSI); deskriptif, serta merekomendasikan penataan Taman Lalu Lintas dan Taman Maluku dan untuk taman-taman sejenis di perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan fungsi ekologi pada Taman Lalu Lintas lebih unggul dari Taman Maluku dalam penilaian vegetasi. Pada Taman Lalu Lintas, penilaian variabel pengatur iklim mikro, peneduh, penahan angin, dan peredam kebisingan termasuk ke dalam kategori baik. Sementara pada Taman Maluku, hanya variabel peneduh dan penahan angin dalam kategori baik. Kategori penilaian vegetasi pada pengatur iklim mikro dan peredam kebisingan Taman Maluku dikategorikan cukup baik. Namun, ketika dibandingkan dengan pengukuran kondisi lingkungan, kedua taman belum dapat memenuhi fungsi peneduh dan kebisingan, yakni mengurangi suhu hingga 3,5?C dan mencapai kondisi ideal taman kota dengan 50 dB walaupun sudah dapat mereduksi 10 dB pada masing-masing taman. Berdasarkan hasil analisis fungsi sosial pada Taman Lalu Lintas, variabel inklusivitas, keberagaman aktivitas, kenyamanan dan keamanan dalam kategori baik. Pada Taman Maluku, hanya variabel keamanan termasuk ke dalam kategori baik. Kategori cukup baik pada Taman Maluku pada variabel inklusivitas, keberagaman aktivitas dan kenyamanan. Sehingga dapat disimpulkan pada fungsi sosial, Taman Lalu Lintas lebih unggul daripada Taman Maluku.