digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kekayaan Nusantara dapat dilihat dari keanekaragaman warisan budayanya yang kaya akan nilai-nilai budaya dan tradisi, salah satunya adalah artefak. Artefak merupakan salah satu wujud identitas bangsa yang kaya akan nilai-nilai budaya, tradisi, kesejarahan, edukasi, dsb., maka sudah seharusnya artefak dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Terdapat berbagai ancaman yang dapat membahayakan keberadaan artefak diantaranya adalah penjarahan dan pencurian. Berdasarkan data konvensi UNESCO, keberadaan artefak semakin terancam oleh industrialisasi, perubahan iklim, urbanisasi, perang, dsb., sehingga diperlukan adanya bentuk pelestarian berkelanjutan yang dapat mencegah artefak dari ancaman. Selain itu, masyarakat pada umumnya memiliki persepsi bahwa artefak adalah benda ketinggalan zaman, kuno, kaku, kusam, kotor, dan klenik. Akibatnya, kebanyakan masyarakat tidak tertarik untuk mempelajari warisan budaya Indonesia tersebut. Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, terdapat suatu bentuk implementasi untuk membantu melestarikan warisan budaya melalui digitisasi. Digitisasi secara sederhana adalah konversi informasi fisik tiga dimensi kedalam bentuk digital. Untuk menghidupkan kembali peninggalan budaya Indonesia, artefak dapat didigitisasi sebagai bentuk pencegahan terhadap ancaman. Studi kasus digitisasi dilakukan pada 7 artefak kayu dari berbagai daerah di Indonesia yang merupakan koleksi artefak di Bale Budaya Parahyangan. Proses digitisasi dilakukan dengan menggunakan teknik fotogrametri menggunakan kamera. Hasil digitisasi dalam bentuk aset 3D diunggah pada platform website agar dapat diakses oleh seluruh kalangan. Aset 3D juga dikembangkan melalui pameran tematik virtual guna memberikan informasi mengenai artefak dengan menggunakan strategi diseminasi melalui gamifikasi yang dapat disesuaikan berdasarkan tema dan narasi artefak yang ingin disampaikan kepada pengguna, sehingga dapat digunakan ulang untuk kepentingan artefak lainnya. Rancangan ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mencegah artefak warisan budaya Indonesia dari berbagai ancaman dan dapat menarik minat serta ketertarikan masyarakat khususnya dewasa awal.