Air tambang tinggi padatan tersuspensi (HTSS) dan air asam tambang (AAT) dari area
bukaan lahan kegiatan pertambangan memiliki dampak kontaminan yang memerlukan
pengelolaan. Di sisi lain, AAT memiliki potensi koagulan karena memiliki ciri khas
kandungan alumunium (Al) dan besi (Fe) tinggi yang juga merupakan basis utama
koagulan. Pencampuran HTSS dengan AAT dalam rasio pencampuran yang optimum
diharapkan dapat menyisihkan TSS maupun meningkatkan pH air. Akan tetapi, kinerja
koagulasi AAT dapat berbeda-beda dipengaruhi karakteristik air tiap site. Oleh karena
itu, tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rasio pencampuran optimum dan
karakterisasi hasil pencampuran air tambang tinggi TSS dan AAT. Hipotesis penelitian
ini adalah sedimentasi hasil pencampuran air HTSS dan AAT dalam rasio optimum
dipengaruhi oleh perbaikan pH dan penyisihan TSS yang berkorelasi positif dengan
zeta potensial dan didominansi pengaruh Al dalam reaksi pengendapan.
Simulasi pencampuran dilakukan dengan metode Jar Testsesuai prosedur SNI 19-6449-
2000 dan Imhoff Cone sesuai APHA No. 2540 F tahun 2005 dengan pembagian rasio
campuran air tambang tinggi TSS (HTSS):AAT, yaitu 9:1, 7:1, 4:1, 3:1, 2:1, 1:1, 1:2,
1:3, 1:4, 1:7, dan 1:9. Hasil simulasi dibandingkan dengan simulasi pemodelan
menggunakan perangkat lunak PHREEQC. Karakterisasi awal menunjukkan HTSS
adalah neutral mine drainage (NMD) dengan tipe air Natrium bikarbonat (Na-HCO3
-) sedangkan kualitas air AAT adalah tipe air Kalsium Magnesium Sulfat (Ca-Mg-SO4
-2).
Hasil simulasi menunjukkan rasio pencampuran paling optimum HTSS:AAT adalah
1:1. Rasio tersebut diperoleh dari pengerucutan hasil penyisihan TSS dalam rentang
konsentrasi pH dan logam terlarut yang memenuhi baku mutu dan dilengkapi
peninjauan nilai zeta potensial dan kemampuan pengendapan. Faktor geokimia yang
berperan dalam reaksi pengendapan adalah keberadaan kation valensi tinggi dan
pengaruhnya terhadap mekanisme adsorpsi, konsentrasi alkalinitas, serta sulfat.
Kesimpulannya, hasil penelitian ini menekankan korelasi positif yang dapat
membuktikan dan melengkapi pernyataan hipotesis semula.