Kota Cirebon memiliki identitas sejarah dan potensi budaya yang kuat baik dalam bentuk fisik (Tangible) maupun dalam bentuk Non-Fisik (Intangible) tidak terlepas dari kehadiran Keraton Kasepuhan sebagai titik awal yang secara fisik menjadi identitas sejarah kota. Dalam perkembangannya kondisi fisik Kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon cenderung mengalami penurunan kualitas ruang. Perubahan kawasan yang berpotensi merusak citra dan cagar budaya kawasan dapat terlihat pembangunan baru yang merusak aktribut cagar budaya, cagar budaya yang terbengkalai, perubahan fungsi guna lahan kawasan pemukiman menjadi industri yang merusak artefak bersejarah, kawasan keraton yang mulai ditinggalkan, serta kawasan rawat terkena luapan air sungai. Transformasi ini perlu diantisipasi terutama pada kawasan cagar budaya yang berpotensi merubah bentuk dan struktur cagar budaya dimasa mendatang sehingga identitas dan karakter kawasan dapat tetap terjaga.
Perancangan kawasan ini dilakukan merumuskan gagasan perancangan Kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon yang memperhatikan keberlanjutan keberadaan cagar budaya yang bersinergi dengan perkembangan kota modern dengan metode fragmental dengan analisis deskriptif kualitatif untuk mengkaji kawasan Karakter Kawasan, dan analisis explanatori untuk mengkaji permasalahan dan potensi pada kawasan. Dari hasil analisi menunjukkan kriteria perancangan yang perlu diterapkan pada kawasan diantaranya pengaturan zonasi sesuai dengan tingkatan perlindungan terhadap cagar budaya, memperkuat karakter kawaan dengan penataan intensitas, tata masa gaya bangunan khas keraton, memfasilitasi kegiatan budaya dan menyediakan atraksi baru kawasan sebagai daya tarik untuk menghidupkan kawasan, jalur sirkulasi kawasan yang saling terhubung serta pengembangan kawasan tepi sungai yang adaptif dan responsif terjadap bencana. Penerapan kriteria ini dilakukan untuk menjaga dan melestarikan cagar budaya, menghidupkan kembali kawasan yang ditinggalkan serta melindungi cagar budaya dan kawasan dari banjir luapan air sungai.