digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan penduduk meningkatkan kebutuhan akan tempat tinggal. Dalam hal ini, alihfungsi lahan nonpermukiman menjadi lahan permukiman merupakan hal yang sudah lumrah. Di sisi lain, keterbatasan ketersediaan lahan di kota meningkatkan harga tanah dan harga rumah. Kewajiban pemerintah dalam mewujudkan tempat tinggal yang layak diwujudkan dalam Program Sejuta Rumah. Program Sejuta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah diwujudkan dalam program penyediaan perumahan subsidi. Namun, keberlangsungan program perumahan subsidi dinilai belum maksimal ditinjau dari kesesuaian terhadap ketentuan pembangunan perumahan subsidi. Alihfungsi lahan nonpermukiman menjadi perumahan dinilai dapat menimbulkan ketidaksesuaian terhadap rencana tata ruang. Kualitas mutu bangunan rumah subsidi yang begitu rendah. Ketersediaan prasarana, sarana, utilitas perumahan subsidi yang kurang lengkap. Harga perumahan subsidi yang terus merangkak naik berdampak pada keterjangkauan harga (affordability) perumahan subsidi yang justru tidak dapat dijangkau oleh sebagian kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sehingga terindikasi kurang tepat sasaran dalam penerimaan program perumahan subsidi. Selain itu, persepsi masyarakat terhadap perumahan subsidi yang sudah dibangun dan preferensi masyarakat dalam memilih perumahan subsidi juga merupakan suatu hal yang penting untuk diteliti. Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program perumahan subsidi serta preferensi masyarakat dalam memilih perumahan subsidi di Kota Cirebon. Evaluasi yang dilakukan terkait dengan kesesuaian lokasi perumahan terhadap peruntukan rencana tata ruang, intensitas pemanfaatan ruang perumahan terhadap rencana tata ruang Kota Cirebon, kualitas bangunan dan kelengkapan dalam penyediaan prasarana; sarana; dan utilitas perumahan sesuai dengan standar perumahan, kesesuaian penerima program perumahan subsidi, keterjangkauan harga rumah subsidi, serta peninjauan persepsi masyarakat terhadap perumahan subsidi di Kota Cirebon. Selain itu, penelitian ini juga meninjau preferensi masyarakat dalam memilih perumahan subsidi di Kota Cirebon. Penjabaran mengenai analisis tersebut menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif melalui studi literatur, observasi langsung, dan kuesioner. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa penyediaan perumahan subsidi di Kota Cirebon sesuai peraturan dengan persentase 76,05%. Adapun faktor lokasi perumahan merupakan faktor prioritas masyarakat dalam memilih perumahan subsidi di Kota Cirebon. Hasil analisis diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan ketercapaian program perumahan subsidi. Hasil evaluasi ini diharapkan menjadi masukan bagi pengembang perumahan dalam membangun perumahan subsidi, serta untuk masyarakat dalam memilih perumahan subsidi di Kota Cirebon.