Pertumbuhan penduduk meningkatkan kebutuhan akan tempat tinggal. Dalam hal ini,
alihfungsi lahan nonpermukiman menjadi lahan permukiman merupakan hal yang
sudah lumrah. Di sisi lain, keterbatasan ketersediaan lahan di kota meningkatkan
harga tanah dan harga rumah. Kewajiban pemerintah dalam mewujudkan tempat
tinggal yang layak diwujudkan dalam Program Sejuta Rumah. Program Sejuta Rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah diwujudkan dalam program penyediaan
perumahan subsidi.
Namun, keberlangsungan program perumahan subsidi dinilai belum maksimal
ditinjau dari kesesuaian terhadap ketentuan pembangunan perumahan subsidi.
Alihfungsi lahan nonpermukiman menjadi perumahan dinilai dapat menimbulkan
ketidaksesuaian terhadap rencana tata ruang. Kualitas mutu bangunan rumah subsidi
yang begitu rendah. Ketersediaan prasarana, sarana, utilitas perumahan subsidi yang
kurang lengkap. Harga perumahan subsidi yang terus merangkak naik berdampak
pada keterjangkauan harga (affordability) perumahan subsidi yang justru tidak dapat
dijangkau oleh sebagian kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
sehingga terindikasi kurang tepat sasaran dalam penerimaan program perumahan
subsidi. Selain itu, persepsi masyarakat terhadap perumahan subsidi yang sudah
dibangun dan preferensi masyarakat dalam memilih perumahan subsidi juga
merupakan suatu hal yang penting untuk diteliti.
Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi program perumahan subsidi serta preferensi
masyarakat dalam memilih perumahan subsidi di Kota Cirebon. Evaluasi yang
dilakukan terkait dengan kesesuaian lokasi perumahan terhadap peruntukan rencana
tata ruang, intensitas pemanfaatan ruang perumahan terhadap rencana tata ruang
Kota Cirebon, kualitas bangunan dan kelengkapan dalam penyediaan prasarana;
sarana; dan utilitas perumahan sesuai dengan standar perumahan, kesesuaian
penerima program perumahan subsidi, keterjangkauan harga rumah subsidi, serta
peninjauan persepsi masyarakat terhadap perumahan subsidi di Kota Cirebon. Selain
itu, penelitian ini juga meninjau preferensi masyarakat dalam memilih perumahan
subsidi di Kota Cirebon.
Penjabaran mengenai analisis tersebut menggunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif melalui studi literatur, observasi langsung, dan kuesioner. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa penyediaan perumahan subsidi di Kota Cirebon
sesuai peraturan dengan persentase 76,05%. Adapun faktor lokasi perumahan
merupakan faktor prioritas masyarakat dalam memilih perumahan subsidi di Kota
Cirebon. Hasil analisis diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam
menentukan kebijakan untuk meningkatkan ketercapaian program perumahan subsidi.
Hasil evaluasi ini diharapkan menjadi masukan bagi pengembang perumahan dalam
membangun perumahan subsidi, serta untuk masyarakat dalam memilih perumahan
subsidi di Kota Cirebon.