digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Haidar
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Muhammad Haidar
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Muhammad Haidar
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Muhammad Haidar
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Muhammad Haidar
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Muhammad Haidar
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Muhammad Haidar
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Muhammad Haidar
PUBLIC Yoninur Almira


Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki permasalahan serius pada aspek transportasi, yang di saat yang sama juga memiliki permasalahan terkait kemiskinan yang cukup rentan, terutama pada wilayah peri – urban-nya. Kombinasi kedua masalah tersebut dapat menyebabkan memburuknya masalah aksesibilitas terhadap peluang, pelayanan publik, dan interaksi sosial. Hal semacam ini kerap kali menjadi dilema bagi masyarakat berpendapatan rendah yang secara kritikal membutuhkan hal - hal tersebut. Terbatasnya kemampuan finansial, mendorong masyarakat berpendapatan rendah untuk kian meminimalisir pengeluaran transportasi sehari – hari, namun di saat yang bersamaan mereka juga dituntut untuk mempertahankan keberlangsungan hidup mereka. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku pergerakan masyarakat berpendapatan rendah di wilayah peri - urban Kota Bandung, dengan kawasan permukiman informal di Kecamatan Ujung Berung sebagai studi kasus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yang mana memanfaatkan metode analisis statistik deskriptif, inferensial, dan asosiatif non - eksperimental, dengan disertai metode analisis spasial seperti kernel density dan network analysis. Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat berpendapatan rendah di wilayah peri – urban Kota Bandung memiliki kecenderungan untuk melakukan pergerakan dengan jarak tempuh yang lebih dekat (menuju Kawasan Alun – Alun Ujung Berung), meminimalisir trip chain, melakukan pergerakan dengan frekuensi dan maksud tujuan yang lebih pasti, serta memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dalam menggunakan transportasi umum dan NMT. Perilaku tersebut dapat dipahami sebagai konsekuensi logis dari keinginan mereka untuk menekan pengeluaran transportasi mereka sehari – hari yang terepresentasikan pada pola penilaian radikal mereka terhadap faktor biaya/tarif dalam mempengaruhi preferensi pemilihan moda sehari - hari. Di sisi lain, beberapa pola perilaku pergerakan masyarakat berpendapatan rendah juga terdiferensiasi secara signifikan antar kelompok sosial ekonomi diantara mereka.