Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki
permasalahan serius pada aspek transportasi, yang di saat yang sama juga
memiliki permasalahan terkait kemiskinan yang cukup rentan, terutama pada
wilayah peri – urban-nya. Kombinasi kedua masalah tersebut dapat menyebabkan
memburuknya masalah aksesibilitas terhadap peluang, pelayanan publik, dan
interaksi sosial. Hal semacam ini kerap kali menjadi dilema bagi masyarakat
berpendapatan rendah yang secara kritikal membutuhkan hal - hal tersebut.
Terbatasnya kemampuan finansial, mendorong masyarakat berpendapatan rendah
untuk kian meminimalisir pengeluaran transportasi sehari – hari, namun di saat
yang bersamaan mereka juga dituntut untuk mempertahankan keberlangsungan
hidup mereka. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
perilaku pergerakan masyarakat berpendapatan rendah di wilayah peri - urban
Kota Bandung, dengan kawasan permukiman informal di Kecamatan Ujung
Berung sebagai studi kasus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif, yang mana memanfaatkan metode analisis
statistik deskriptif, inferensial, dan asosiatif non - eksperimental, dengan disertai
metode analisis spasial seperti kernel density dan network analysis. Hasil dari
berbagai analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat berpendapatan
rendah di wilayah peri – urban Kota Bandung memiliki kecenderungan untuk
melakukan pergerakan dengan jarak tempuh yang lebih dekat (menuju Kawasan
Alun – Alun Ujung Berung), meminimalisir trip chain, melakukan pergerakan
dengan frekuensi dan maksud tujuan yang lebih pasti, serta memiliki
kecenderungan yang lebih tinggi dalam menggunakan transportasi umum dan
NMT. Perilaku tersebut dapat dipahami sebagai konsekuensi logis dari keinginan
mereka untuk menekan pengeluaran transportasi mereka sehari – hari yang
terepresentasikan pada pola penilaian radikal mereka terhadap faktor biaya/tarif
dalam mempengaruhi preferensi pemilihan moda sehari - hari. Di sisi lain,
beberapa pola perilaku pergerakan masyarakat berpendapatan rendah juga
terdiferensiasi secara signifikan antar kelompok sosial ekonomi diantara mereka.