digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira

Permasalahan permukiman kumuh menjadi masalah utama di Kota Bandar Lampung karena pertumbuhan kawasan kumuh baru yang belum dapat ditekan perkembangannya. Program KOTAKU menjadi salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh tersebut dengan menggunakan pemberdayaan masyarakat sebagai strategi utama untuk mewujudkan keberlanjutan dari hasil penanganan yang dilakukan. Program KOTAKU bertujuan untuk tidak hanya menangani permukiman kumuh dengan pembangunan dan perbaikan infrastruktur saja, tetapi juga untuk mempertahankan status permukiman yang sudah tidak kumuh tetap berkelanjutan sehingga tidak tumbuh kembali kekumuhan kembali. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui pemberdayaan aktor utama pelaksana keberlanjutan yaitu masyarakat dengan cara menguatkan modal sosial masyarakat sehingga mencapai sistem masyarakat yang madani (civil society). Masyarakat di setiap kelurahan dihimpun untuk membentuk organisasi yang menjadi wadah masyarakat dalam meningkatkan pemahaman mengenai permasalahan permukiman kumuh di kelurahannya masing-masing dan solusi menanganinya. Organisasi tersebut disebut dengan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Program KOTAKU Bandar Lampung telah berada pada tahap keberlanjutan sejak tahun 2019 atau telah berjalan selama kurang lebih empat tahun dan ditemukan bahwa telah terjadi kerusakan-kerusakan pada infrastruktur hasil pembangunan Program KOTAKU di setiap kelurahan. Hal tersebut telah menimbulkan kekumuhan kembali di masing-masing kelurahan. Untuk mengetahui bagaimana kondisi BKM dalam melaksanakan perannya, penelitian itu bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan BKM dalam mengelola hasil Program KOTAKU di Kota Bandar Lampung. Metode analisis yang digunakan adalah metode evaluasi dengan pedekatan penelitian kualitatif. Metode evaluasi yang digunakan adalah evaluasi semu (Pseudo-Eavluation), karena penelitian ini mengevaluasi keefektifan BKM setelah pelaksanaan Program KOTAKU selesai dilaksanakan pada tahun 2018. Pendekatan kualitatif digunakan karena sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan peneliti yaitu jenis data kualitatif yang berbentuk informasi-informasi dari wawancara, data sekunder, dan observasi lapangan. Data-data yang digunakan berkaitan dengan tiga variabel keefektifan organisasi, yaitu variabel pencapaian tujuan, variabel sumber daya, dan variabel kerja sama. Tiga variabel tersebutiv merupakan hasil dari sintesis tinjauan literatur terkait keefektifan organisasi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa BKM belum efektif dalam mengelola hasil Program KOTAKU di Kota Bandar Lampung. Hal tersebut disebabkan oleh tidak tercapainya tujuan pada tahap keberlanjutan, tidak memadainya sumber daya BKM untuk melakukan perannya, serta tidak terlaksananya hubungan kerja sama BKM dengan warga masyarakat dan organisasi non-pemerintah lainnya. Sehingga, pelaksanaan tahap keberlanjutan Program KOTAKU di Kota Bandar Lampung tidak berhasil dilaksanakan. Kegagalan tersebut memerlukan kolaborasi antar pemerintah daerah dengan masyarakat, karena masyarakat belum mampu untuk melaksanakan tahap keberlanjutan tanpa bantuan dari pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat secara berkala sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengevaluasi program penanganan permukiman kumuh di Kota Bandar Lampung dan dapat menjadi gambaran untuk menemukan solusi berdasarkan kondisi akar permasalahan yang harus diatasi terlebih dahulu supaya program-program penangann permukiman kumuh selanjutnya menjadi lebih efisien dan tepat sasaran.