ABSTRAK Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Lestari P. Winata
PUBLIC Yoninur Almira
Permasalahan permukiman kumuh menjadi masalah utama di Kota Bandar
Lampung karena pertumbuhan kawasan kumuh baru yang belum dapat ditekan
perkembangannya. Program KOTAKU menjadi salah satu upaya untuk mengatasi
permasalahan permukiman kumuh tersebut dengan menggunakan pemberdayaan
masyarakat sebagai strategi utama untuk mewujudkan keberlanjutan dari hasil
penanganan yang dilakukan. Program KOTAKU bertujuan untuk tidak hanya
menangani permukiman kumuh dengan pembangunan dan perbaikan infrastruktur
saja, tetapi juga untuk mempertahankan status permukiman yang sudah tidak
kumuh tetap berkelanjutan sehingga tidak tumbuh kembali kekumuhan kembali.
Tujuan tersebut dapat tercapai melalui pemberdayaan aktor utama pelaksana
keberlanjutan yaitu masyarakat dengan cara menguatkan modal sosial masyarakat
sehingga mencapai sistem masyarakat yang madani (civil society). Masyarakat di
setiap kelurahan dihimpun untuk membentuk organisasi yang menjadi wadah
masyarakat dalam meningkatkan pemahaman mengenai permasalahan permukiman
kumuh di kelurahannya masing-masing dan solusi menanganinya. Organisasi
tersebut disebut dengan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Program
KOTAKU Bandar Lampung telah berada pada tahap keberlanjutan sejak tahun
2019 atau telah berjalan selama kurang lebih empat tahun dan ditemukan bahwa
telah terjadi kerusakan-kerusakan pada infrastruktur hasil pembangunan Program
KOTAKU di setiap kelurahan. Hal tersebut telah menimbulkan kekumuhan
kembali di masing-masing kelurahan. Untuk mengetahui bagaimana kondisi BKM
dalam melaksanakan perannya, penelitian itu bertujuan untuk mengevaluasi
keefektifan BKM dalam mengelola hasil Program KOTAKU di Kota Bandar
Lampung. Metode analisis yang digunakan adalah metode evaluasi dengan
pedekatan penelitian kualitatif. Metode evaluasi yang digunakan adalah evaluasi
semu (Pseudo-Eavluation), karena penelitian ini mengevaluasi keefektifan BKM
setelah pelaksanaan Program KOTAKU selesai dilaksanakan pada tahun 2018.
Pendekatan kualitatif digunakan karena sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan
peneliti yaitu jenis data kualitatif yang berbentuk informasi-informasi dari
wawancara, data sekunder, dan observasi lapangan. Data-data yang digunakan
berkaitan dengan tiga variabel keefektifan organisasi, yaitu variabel pencapaian
tujuan, variabel sumber daya, dan variabel kerja sama. Tiga variabel tersebutiv
merupakan hasil dari sintesis tinjauan literatur terkait keefektifan organisasi.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa BKM belum
efektif dalam mengelola hasil Program KOTAKU di Kota Bandar Lampung. Hal
tersebut disebabkan oleh tidak tercapainya tujuan pada tahap keberlanjutan, tidak
memadainya sumber daya BKM untuk melakukan perannya, serta tidak
terlaksananya hubungan kerja sama BKM dengan warga masyarakat dan organisasi
non-pemerintah lainnya. Sehingga, pelaksanaan tahap keberlanjutan Program
KOTAKU di Kota Bandar Lampung tidak berhasil dilaksanakan. Kegagalan
tersebut memerlukan kolaborasi antar pemerintah daerah dengan masyarakat,
karena masyarakat belum mampu untuk melaksanakan tahap keberlanjutan tanpa
bantuan dari pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat secara
berkala sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Penelitian ini dapat menjadi
referensi untuk mengevaluasi program penanganan permukiman kumuh di Kota
Bandar Lampung dan dapat menjadi gambaran untuk menemukan solusi
berdasarkan kondisi akar permasalahan yang harus diatasi terlebih dahulu supaya
program-program penangann permukiman kumuh selanjutnya menjadi lebih efisien
dan tepat sasaran.