digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lamivudin, obat antiretrovirus golongan NRTI diketahui memiliki dua bentuk polimorf dan pseudopolimorf. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan profil farmasetika dan transformasi fase akibat pengaruh pemrosesan dari lamivudin bentuk II (anhidrat) dan bentuk III (hemihidrat). Karakterisasi profil farmasetika meliputi karakterisasi sifat alir yang dilakukan dengan penentuan indeks kompresibilitas dan rasio Hausner; profil kompresibilitas, tabletabilitas, dan kompaktibilitas; dan laju disolusi intrinsik. Karakterisasi pengaruh pemrosesan terhadap transformasi fase dilakukan dengan penentuan fase lamivudin yang terdapat dalam granul dan tablet hasil proses granulasi basah dan kompaksi menggunakan PXRD. Hasil menunjukkan bahwa bentuk II memiliki sifat alir yang lebih baik, sifat mekanis yang lebih buruk, dan laju disolusi intrinsik yang lebih cepat dibandingkan bentuk III. Granulasi tidak dapat menyebabkan transformasi fase, tetapi menurunkan tingkat kristalinitas. Kompaksi tanpa adanya eksipien menyebabkan penurunan tingkat kristalinitas, sementara kompaksi dengan keberadaan eksipien meningkatkan tingkat kristalinitas. Setiap perilaku tersebut dapat dihubungkan terhadap struktur kristal.