Lamivudin, obat antiretrovirus golongan NRTI diketahui memiliki dua bentuk polimorf dan
pseudopolimorf. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan profil farmasetika dan
transformasi fase akibat pengaruh pemrosesan dari lamivudin bentuk II (anhidrat) dan bentuk III
(hemihidrat). Karakterisasi profil farmasetika meliputi karakterisasi sifat alir yang dilakukan dengan
penentuan indeks kompresibilitas dan rasio Hausner; profil kompresibilitas, tabletabilitas, dan
kompaktibilitas; dan laju disolusi intrinsik. Karakterisasi pengaruh pemrosesan terhadap
transformasi fase dilakukan dengan penentuan fase lamivudin yang terdapat dalam granul dan
tablet hasil proses granulasi basah dan kompaksi menggunakan PXRD. Hasil menunjukkan bahwa
bentuk II memiliki sifat alir yang lebih baik, sifat mekanis yang lebih buruk, dan laju disolusi intrinsik
yang lebih cepat dibandingkan bentuk III. Granulasi tidak dapat menyebabkan transformasi fase,
tetapi menurunkan tingkat kristalinitas. Kompaksi tanpa adanya eksipien menyebabkan penurunan
tingkat kristalinitas, sementara kompaksi dengan keberadaan eksipien meningkatkan tingkat
kristalinitas. Setiap perilaku tersebut dapat dihubungkan terhadap struktur kristal.