digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lamivudin dan Zidovudin merupakan obat golongan Antiretrovirus (ARV) yang digunakan untuk pengobatan human immunodeficiency virus (HIV) dan (acquired immunodeficiency syndrome) AIDS. Lamivudin tergolong kedalam biopharmaceutical classification system (BCS) kelas III sedangkan zidovudin termasuk ke dalam BCS kelas I, yang artinya kedua bahan aktif farmasi tersebut memiliki kelarutan yang tinggi. Secara teoritis kedua bahan aktif tersebut tidak memiliki permasalahan disolusi. Namun Pada PT. A ditemukan kasus produk tablet kombinasi lamivudin-zidovudin tidak memenuhi persyaratan disolusi. Investigasi awal menunjukkan bahwa zat aktif tidak memiliki masalah kelarutan dan formula yang digunakan memberikan waktu hancur yang memenuhi persyaratan. Sehingga kecurigaan mengarah pada parameter proses yang tidak optimum dan menyebabkan Over-granulation. Parameter proses yang dioptimasi dalam penelitian ini meliputi kecepatan agitator, jumlah air, dan kekerasan tablet terhadap karakteristik granul dan produk jadi. Kecepatan agitator dioptimasi pada level 300 dan 400 putaran per menit (PPM), jumlah air pada level 200 dan 240 mL, dan kekerasan tablet pada 70 dan 120 N. Karakteristik granul yang diuji yaitu Carr’s index, Hausner ratio, sudut istirahat, dan distribusi ukuran partikel. Karakteristik produk akhir yang diuji meliputi waktu hancur, disolusi, dan disolusi terbanding. Data diuji normalitas dengan uji Shapiro Wilk kemudian dilakukan analisis desain faktorial dengan melihat p-value dari analisis variansi (ANOVA) menggunakan aplikasi Minitab versi 20. Kecepatan agitator, jumlah air, dan kekerasan tablet memiliki pengaruh yang signifikan terhadap disolusi produk, dengan parameter yang optimum pada pembuatan tablet kombinasi lamivudin-zidovudin secara granulasi basah adalah dengan kecepatan agitator 300 PPM, jumlah air 200 ml, dan kekerasan tablet 70N.