Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efek limpahan spasial dalam pertumbuhan ekonomi daerah di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Sebagai negara otonom, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengatur daerahnya termasuk dalam mencapai tujuan pembangunan daerah yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat dengan penciptaan lapangan kerja, penurunan kemisikinan dan pemerataan pembangunan. Namun, pertumbuhan ekonomi di daerah sangat bervariasi. Terdapat daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dan sebaliknya. Disatu sisi, pembangunan ekonomi suatu daerah sangat berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan karakteristik yang dimiliki oleh daerah tersebut serta adanya keterkaitan kegiatan ekonomi antar daerah sekitarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis efek limpahan atau spatial spill over effect faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu daerah sehingga dapat merumuskan strategi perencanaan pembangunan yang tepat. Saat ini, masih jarang penelitian yang memasukkan efek limpahan langsung dan tidak langsung pertumbuhan ekonomi daerah lain dan determinannya. Penelitian ini menggunakan dari sekunder dari BPS daan Kementerian Keuangan pada 514 kabupaten/kota dengan periode 2015 hingga 2019 yang dirata-ratakan menjadi data cross-section, kemudian digabungan dengan data spasial melalui geoda untuk diolah menjadi regresi spasial menggunakan R jupyter phyton. Adapun variabel dependen yaitu PDRB perkapita dan variabel independent terdiri dari belanja pemerintah perkapita, penanaman modal tetap bruto, net ekspor, rasio pendapatan asli daerah terhadap total pendapatan, rata-rata lama sekolah dan share industri terhadap total PDRB. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat efek spasial pertumbuhan ekonomi di daerah. Secara statistik, peningkatan PDRB perkapita suatu daerah akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya atau daerah tetangga. Secara agregat dan positif signifikan variabel Belanja Pemerintah per kapita, Share Industri Pengolahan, dan Net Expor memiliki efek limpahan langsung terhadap pertumbuhan ekonomi disuatu daerah. Sedangkan variabel Rata-Rata Lama Sekolah dan Pembentukan Modal Tetap Bruto bukan hanya memiliki efek langsung namun juga memiliki efek tidak langsung terhadap pertumbuhan daerah tetangga. Variabel rasio pendapatan asli daerah justru memiliki efek tidak langsung secara negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi tetangga atau sebaliknya. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan belanja pemerintah, insentif dan sarana dan prasarana dalam mendorong industri pengolahan serta kemudahan akses pendidikan bagi masyarakat. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan seperti endogenitas model, keterbatasan dalam pemilihan matriks tetangga dan waktu penelitian yang terbatas sehingga perlu penelitian lanjutan.