Services Computing Systems Engineering (SCSE) merupakan kerangka kerja atau
metodologi rekayasa untuk membangun sistem komputasi layanan berbasis Service
Oriented Architecture (SOA). Fleksibilitas dan kemudahan dalam melakukan
perubahan merupakan keunggulan yang ditawarkan oleh SOA. Hal tersebut juga
disediakan oleh proses pengembangan perangkat lunak dengan kerangka kerja
Scrum dalam pengembangan perangkat lunak Agile. Salah satu ciri khas dari
pengembangan tangkas adalah waktu pengembangan yang lebih cepat dari metode
pengembangan lain. Sementara itu, pemerintahan sebagai organisasi yang memiliki
tujuan utama untuk melayani masyarakat dituntut untuk meningkatkan layanan
bisnis melalui inovasi layanan. Dengan menggunakan kerangka kerja SCSE, proses
pengembangan service computing berjalan secara berurutan dari awal hingga akhir
proses dalam satu siklus. Panduan ini sangat baik untuk mengembangkan sistem
dengan persyaratan yang jelas dan dirilis dalam satu siklus. Namun, untuk
komputasi layanan yang memerlukan rilis cepat, mengikuti pedoman dalam
kerangka SCSE sulit dicapai. Diperlukan modifikasi untuk menggunakan kerangka
kerja dalam pengembangan sistem layanan yang tangkas di lingkungan
pemerintahan agar pengembangan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan multi
rilis sehingga memungkinkan layanan yang dapat digunakan terlebih dahulu untuk
dirilis sambil mengembangkan layanan berikutnya.
Penelitian ini akan mempelajari peluang dalam menggabungkan SCSE dengan
Scrum untuk menghasilkan kerangka kerja baru yang memanfaatkan kelebihan dari
keduanya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan bagaimana
SCSE dapat digunakan dalam lingkungan pengembangan pemerintahan yang
tangkas untuk menghasilkan sistem komputasi layanan dengan rilis yang lebih
cepat. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Design Science Research
Methodology (DSRM) yaitu dengan mengidentifikasi masalah dan motivasi,
menentukan tujuan dan solusi, merancang dan mengembangkan kerangka kerja
baru, demonstrasi, evaluasi dan komunikasi. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan kerangka kerja untuk membuat sistem layanan pada sebuah instansi
pemerintah kota dengan hasil sebuah sistem layanan yang memiliki tiga versi rilis
dengan parameter SOA yang cukup baik. Pengukuran ketangkasan juga dilakukan
dengan mengukur proses pembuatan sistem layanan menggunakan tujuh parameter
yaitu: velocity, story point, sprint burn down, release burn up, value delivered dan job satisfaction dengan hasil yang cukup baik. Sebuah survei kuantitatif untuk
mengetahui penerimaan framework juga telah dilakukan di antara beberapa
pemangku kepentingan dalam pengembangan sistem untuk mengevaluasi kerangka
kerja yang diusulkan dengan hasil kerangka kerja ini dapat diterima sebagai
kerangka kerja tangkas untuk membantu pengembangan sistem layanan. Sebagai
hasil dari penelitian ini, sebuah kerangka kerja diusulkan untuk memandu
pengembangan sistem secara tangkas untuk mengembangkan sistem komputasi
layanan.