2023 DS PP Batara Parada Siahaan [39019301] - Abstract.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa
Logistik truk adalah salah satu bentuk transportasi terpenting dalam perekonomian. Memahami sejarah, perkembangan, teknologi, hukum, dan fenomena logistik pada moda truk secara signifikan dapat mempengaruhi perekonomian dari sudut pandang manajerial, bisnis, dan akademis. Dalam hal nilai ekonomi logistik truk di Indonesia, perputaran ekonomi truk diperkirakan mencapai 32 miliar dolar AS. Namun, problematisasi logistik truk muncul dalam berbagai bentuk yang terkait erat dengan aturan, infrastruktur, dan hal-hal lain yang sifatnya terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Situasi ini mengacu pada beberapa aspek seperti masalah hukum, peraturan, kurangnya teknologi, dan masalah operasional. Maka dari itu, untuk memahami permasalahan logistik truk di Indonesia, disertasi ini melihat secara tuntas dan menyeluruh mengenai aturan sistem logistik truk yang ada saat ini. Observasi lapangan dilakukan dengan mengunjungi beberapa perusahaan truk dan berkomunikasi dengan pemilik usaha truk, asosiasi truk, dan pihak-pihak lain yang dianggap mengetahui keadaan logistik truk di Indonesia untuk memahami situasi sistem yang ada. Dengan menyebutkan beberapa variabel penting, maka ruang lingkup penelitian ini menjadi jelas sehingga metode yang diusulkan dapat digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisis, dan membuat model.
Postulasi Systems Thinking mengarahkan pada pandangan bahwa semua fenomena yang ada dalam mekanisme natural disebabkan oleh bagian-bagian sub-systemics yang bekerja dan berkaitan dengan sub-systemics yang lebih besar. Posisi Filosofis riset ini sangat dekat dengan pendekatan Systems Thinking, karena postulasi kolaborasi dan fenomena yang terjadi dari logistics trukcs tidak dapat dilihat hanya dari sisi perusahaan truk saja. Terdapat sub-sub sistem yang terkait baik langsung dan tidak langsung, sehingga muncul pilihan analysis metode seperti Analisis Aktor and Agen, Pemodelan System Dynamics, dan simulasi sub-sub sistem melaui teori deviasi.
Riset ini bertujuan untuk memahami situasi logistik truk saat ini, terkhusus pada konteks perusahaan truk yang ada di Indonesia. Lebih lanjut riset ini mengambil posisi untuk menyarankan pendekatan kebijakan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang diidentifikasi. Peneliti memilih paradigma ekonomi kolaboratif sebagai salah satu gagasan yang banyak diterapkan pada moda transportasi, khususnya logistik truk. Namun, kebijakan dan elemen penting seperti penggunaan truk, analisis operasional, sistem informasi, dan peran pemain harus dipahami dengan lebih baik terutama dalam konseptualisasi dan adopsi konsep dari ekonomi kolaboratif. Untuk menganalisis kebijakan sistem logistik truk dari faktor makro dan mikro, seperti variabel, aktor yang terlibat, dan skenario optimasi yang mungkin dalam rancang pendekatan holistik, maka, peneliti mengusulkan pendekatan pemodelan dengan Proses Hirarki Analitik Statistik (AHP), Pemodelan Dinamika Sistem, Analisis Agen dan Aktor, dan Simulasi Deviasi Monte Carlo. Analisis riset ini berfokus pada isu-isu sistem saat ini, pandangan pelaku, komponen logistik truk, dan peraturan-peraturan terkait, sampai pada kesimpulan. Riset ini melihat secara detail, terkait hubungan antara faktor-faktor yang dianalisis, fungsi aktor, dan model kebijakan ekosistem kerjasama yang diarahkan pada implementasi ekonomi kolaboratif (Sharing Economy). Lebih lanjut, riset ini berusaha menunjukkan skenario dengan evaluasi simulasi pada paradigma ekonomi kolaboratif dengan melihat hasil-hasil paling optimum pada proposal skenario yang ada.
Kunci temuan dan kontribusi dari disertasi ini adalah sebagai berikut. Yang pertama adalah, keluaran proses Analytical Hierarchy Process dalam teori Service Science meletakkan dasar dan fondasi untuk cetak biru layanan dari sudut pandang pelanggan dan kolaborator pada tiga tingkat integratif. Kedua, hasil analisis aktor-agen menawarkan pemahaman tentang partisipasi para pemain yang signifikan dan relevan sebagai kunci fondasi analisis bagaimana kerjasama seharusnya dilakukan. Lebih lanjut, ketiga, pemodelan dinamika sistem secara komprehensif memeriksa kondisi masalah saat ini dan variabel yang muncul digunakan sebagai dasar simulasi deviasi. Terakhir, keempat, simulasi deviasi Monte Carlo berhasil menunjukkan bagaimana optimalisasi dapat dicapai dalam berbagai skenario yang dievaluasi. Kesimpulannya, melalui analisis hasil metode dari studi pendahuluan, tinjauan pustaka, analisis teori-teori yang digunakan, pendekatan AHP, pendekatan Analisis Agen dan Aktor, Pemodelan Dinamika Sistem, hingga pendekatan simulasi Deviasi Monte Carlo, maka, peneliti kemudian dapat mengusulkan diskusi, refleksi, dan rekomendasi untuk tindakan yang dapat diambil pada sisi manajerial. Dengan beberapa fondasi, kebijakan yang diusulkan diyakini dapat meningkatkan situasi berdasarkan bukti simulasi melalui integrasi proses dan operasi menggunakan cetak biru sistem informasi teknologi dan cetak biru kolaborasi antar aktor.