digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vinsensia Ferren
PUBLIC Open In Flip Book Dwi Ary Fuziastuti

Perlindungan pesisir meupakan komponen krusial dalam mengatasi berbagai permasalahan garis pantai yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi yang berkelanjutan di daerah pesisir. Ekosistem lahan basah pesisir, seperti hutan bakau memiliki peran penting dalam menstabilkan garis pantai dan memproteksi masyarakat pesisir. Selain kemampuannya dalam menyediakan perlindungan pantai, potensi pohon bakau dalam menyimpan sejumlah besar karbon juga telah diakui dalam konteks perubahan iklim. Dalam penelitian ini, akan diinvestigasi fenomena peredaman gelombang yang diakibatkan oleh pohon bakau secara umum menggunakan Shallow Water Equation yang dimodifikasi. Model akan diselesaikan secara analitik dengan menggunakan pendekatan pemisahan variabel untuk mendapatkan koefisien transmisi gelombang. Selanjutnya, model akan diselesaikan juga secara numerik dengan menggunakan metode finite volume on a staggered grid. Perbandingan antara hasil analitik dan numerik menunjukkan bahwa kedua metode memiliki hasil yang serupa, mengindikasikan bahwa metode numerik dapat digunakan untuk mengaproksimasi skema analitik. Selanjutnya, persamaan alometrik akan digunakan untuk mengestimasi aboveground biomass dari beberapa jenis pohon bakau berbeda. Kemudian, hasil estimasi aboveground biomass tiap jenis pohon bakau dapat dikonversi menjadi estimasi cadangan karbon dengan menggunakan pengali standar. Berdasarkan simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini, reduksi gelombang akan semakin signifikan dengan bertambahnya koefisien gesekan dan lebar dari daerah hutan bakau. Sementara itu, di antara beberapa spesies pohon bakau yang berbeda, Rhizophora apiculata dapat menyimpan aboveground biomass dan cadangan karbon dalam jumlah yang relatif lebih banyak sebagai akibat dari nilai parameter DBH yang lebih besar. Hal ini menunjukan bahwa spesies Rhizophora apiculata memiliki potensi penyimpanan karbon yang lebih signifikan dan oleh karena itu dapat menjadi spesies yang diprioritaskan dalam pelestarian ekosistem hutan bakau untuk memitigasi perubahan iklim.