digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kartini
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 1 Kartini
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 2 Kartini
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 3 Kartini
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 4 Kartini
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 5 Kartini
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 6 Kartini
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

PUSTAKA Kartini
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

Massa batuan di alam merupakan batuan utuh yang mengandung bidang lemah seperti kekar, perlapisan, rekahan dan sebagainya. Kehadiran bidang lemah dalam massa batuan dapat menurunkan kekuatan geser batuan. Kuat geser batuan berpengaruh terhadap perhitungan kestabilan penggalian. Salah satu faktor yang mempengaruhi kuat geser batuan adalah kekasaran permukaan bidang lemah atau joint roughness. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap hasil uji geser langsung bidang lemah dengan sudut kekasaran permukaan (i) adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, dan 45 derajat. Material contoh yang digunakan terbuat dari campuran bubuk gipsum dan air dengan perbandingan berat 1 : 0,75 berbentuk blok trapesium dengan luas permukaan 96x136,5 mm. Metode pembebanan menggunakan normal konstan dengan empat jenis gaya normal yang diberikan adalah 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8 kN. Laju perpindahan geser yang digunakan adalah 0,5 mm/menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar sudut kekasaran permukaan maka kuat geser akan semakin besar. Tetapi kekuatan geser menurun setelah mencapai sudut 30 derajat. Hal ini karena kekasaran permukaan untuk sudut 30 derajat ke atas mengalami penggerusan (shear-off) sehingga kekuatan menurun. Sedangkan untuk sudut kekasaran yang kurang dari 30 derajat hanya mengalami pergeseran (slide-up) tanpa hancuran. Hasil pengujian ini mengikuti persamaan empirik yang dikemukakan oleh Patton (1966), Ladanyi dan Archambault (1970), dan Barton (1973, 1976). Akan tetapi menurut Budi, dkk. (2014) untuk sudut kekasaran 30 derajat ke atas, diperlukan modifikasi persamaan empirik Barton dikarenakan tidak memuat derajat penggerusan dan derajat penguncian. Hasil pengujian ini juga telah disimulasikan secara numerik menggunakan program phase2 pada sudut kekasaran 5 derajat.