digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Berau Coal (PTBC) yang berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur merupakan perusahaan pertambangan batubara dengan Wilayah Kuasa/Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) seluas 108,009 Ha. Kegiatan eksplorasi rinci telah dilakukan oleh PTBC, dan telah memperoleh persetujuan Laporan Akhir Eksplorasi dan rekomendasi untuk melakukan Studi Kelayakan dari Direktur Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara sejak 26 April 1983. PT Berau Coal, dalam menjalankan bisnisnya selalu mengedepankan inovasi dan strategi penambangan berbiaya rendah. Hal ini adalah bagian dari corporate strategy. Di tengah sejarah fluktuasi harga batubara global dan biaya penambangan yang terus naik, PTBC selalu dapat bertahan dengan kondisi yang ada. Berbagai macam alternative ataupun opsi penambangan dibuat, dilakukan analisa mendalam, dipilih alternative terbaik yang menghasilkan profit paling optimum untuk perusahaan sehingga bisa bertahan sampai saat ini. Hal ini termasuk ke dalam operation strategy, bagian dari bisnis strategy, yang sejalan dengan corporate strategy. Pit C2H adalah salah satu pit / tambang yang berada di Site Sambarata, salah satu site di area kerja PTBC. Pit C2H mulai beroperasi pada tahun 2019, dimulai penambangan pada bagian selatan, dinamakan Pit C2H Selatan. Setahun kemudian pada tahun 2020 mulai dilakukan proses penambangan dari sisi utara, dinamakan Pit C2H Utara. Pada tahap awal, belum ditentukan batas tegas pembagian area kerja dan pembagian volume produksi antara Pit C2H Utara dan Pit C2H Selatan ini. Pada kontrak awal, hanya dinyatakan estimasi volume produksi masing-masing area dengan toleransi deviasi volume sampai dengan ±20%. Sesuai dengan dokumen Studi Kelayakan PTBC Site Sambarata tahun 2018, penambangan Site Sambarata termasuk Pit C2H di dalamnya, akan berakhir sampai dengan 2025. Untuk sisa penambangan Pit C2H untuk periode 2022-2025 (4 tahun), akan dievaluasi kembali, dan disusun alternatif strategi penambangan, proporsi / pembagian volume penambangan antara Pit C2H Utara dan Pit C2H Selatan, dimana akan menerapkan strategi penambangan biaya rendah, untuk menghasilkan nilai paling optimal untuk PTBC. Metode yang digunakan adalah review dan analisis 3 alternatif perencanaan volume produksi penambangan, kemudian dilakukan review kembali, perhitungan valuasi ekonomi ketiga alternatif tersebut menggunakan metode discounted cash flow (DCF). Dalam perhitungan valuasi, sudah mempertimbangkan tambahan biaya capital expenditure (CAPEX) periode 2022-2025. Untuk CAPEX yang sudah dikeluarkan sebelumnya, menggunakan pendekatan biaya aktual. Penelitian ini mengevaluasi kembali capital budgeting proses, tapi lebih difokuskan pada sisa tahun berjalan 2022 sampai dengan rencana akhir penambangan tahun 2025. Dari hasil evaluasi ulang, analisis dan perbandingan ketiga alternatif pembagian komposisi volume produksi tersebut, didapatkan bahwa Alternatif A yaitu dengan memperbesar volume Pit C2H Selatan sekitar 20%, didapat NPV terbesar yaitu $55 juta, dibandingkan dengan Alternatif B (rencana pembagian volume berdasarkan kontrak saat ini) NPV hanya 49 juta, dan Alternatif C memperbesar volume Pit C2H Utara, didapat NPV hanya 44 juta. Untuk IRR juga Alternatif A menghasilkan IRR terbesar dibandingkan Alternatif B dan C, yaitu 40% untuk Alternatif A, 37% untuk Alternatif B, dan 35% untuk Alternatif C. Untuk Payback period, Alternatif A menghasilkan payback period paling cepat yaitu 2.54 tahun, dibanding Alternatif B 2.67 tahun, dan Alternatif C yaitu 2.81 tahun. Untuk profit to investment (PI), Alternatif A memiliki PI paling tinggi yaitu 2.3, Alternatif B 2.1, dan Alternatif C 1.9. Kesimpulannya, bahwa Alternatif A direkomendasikan untuk dipilih sebagai strategi penambangan berbiaya rendah karena menghasilkan nilai paling optimal untuk perusahaan, juga menjadi solusi dari bisnis isu yang dihadapi yaitu target penyelesaian Pit C2H pada tahun 2025.