digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dampak perubahan iklim dapat terjadi dalam bentuk langsung maupun tidak terhadap tambang permukaan komoditas batubara. Dampak langsung adalah perubahan tren cuaca dengan hujan ekstrim yang akan mengurangi waktu kerja sehingga mengurangi pendapatan. Dampak tidak langsung adalah potensi implementasi pajak karbon pada emisi yang dihasilkan oleh tingginya penggunaan bahan bakar fosil yang juga akan meningkatkan biaya operasi. Profitabilitas perusahaan akan berada dalam resiko jika tidak ada upaya yang dilakukan. Studi literatur dan visualisasi data menggunakan data dari 2017 hingga 2021 terdiri atas performa unit, curah hujan, dan penggunaan bahan bakar dianalisa untuk mengetahui faktor utama dari dampak perubahan iklim. Dampak dari eksternal berupa kebijakan penurunan emisi, peningkatan waktu siaga terkait cuaca, penurunan produktivitas, peningkatan rasio penggunaan bahan bakar karena tingginya penggunaan unit pendukung. Model dinamika sistem kemudian dikembangkan untuk mengukur dampak pada profitabilitas. Terdapat sembilan skenario dari tiga kelompok yaitu penurunan waktu siaga akibat cuaca, penurunan penggunaan bahan bakar dan peningkatan efisiensi operasi. Hasil simulasi 2022 hingga 2026 menyarankan operasi penambangan untuk tidak bergantung pada penambahan unit namun meningkatkan ketahanan area kerja atau melakukan upaya teknologi modifikasi cuaca yang berpotensi meningkatkan profit sebesar USD 30 juta. Efisiensi bahan bakal dengan meningkatkan kontrol operasi, menggunakan bahan bakar campuran nabati dengan persentase lebih tinggi dan penggunaan truk tambang yang tidak berbasis bahan bakar fosil dapat meningkatkan profit sebesar USD 22 juta. Selain itu, perusahaan juga harus fokus dalam peningkatan efisiensi operasi dengan peningkatan kesediaan fisik, penggunaan dari ketersediaan dan produktivitas yang mampu meningkatkan profit sebesar USD 45 juta.