Keberlimpahan sumberdaya batubara Kalimantan Timur merupakan potensi yang
dapat memberikan manfaat melalui pembangunan ekonomi daerah tersebut.
Produksi batubara Indonesia sebagian besar berada di Kalimantan Timur yang
menjadikan sektor batubara sebagai penyumbang pendapatan terbesar pada
perekonomian di daerah tersebut. Ketergantungan akan sektor batubara pada
awalnya memberikan pendapatan yang besar, tetapi pada saat harga batubara global
turun atau kondisi lain yang menyebabkan permintaan batubara berkurang maka
pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan jatuh bahkan dapat bernilai negatif.
Keberlimpahan dan ketergantungan batubara di Kalimantan Timur merupakan
gejala fenoma ekonomi resource curse yang akan mengakibatkan perlambatan
pertumbuhan ekonomi. Penelitian mengenai resource curse banyak menjelaskan
hubungan negatif antara sumberdaya alam dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan
menggunakan data panel 6 kabupaten/ kota di Kalimantan Timur dari periode 2011
hingga 2021, model terbaik pada regresi data panel yang didapat pada penelitian ini
adalah Common Effect Model untuk melihat sektor batubara dan sektor unggulan
lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil
analisis menunjukkan provinsi Kalimantan Timur terindikasi resource curse dari
aspek ekonomi dengan sektor batubara sebagai pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hasil regresi data panel yang didapat pertumbuhan ekonomi
akan turun 0,2311 satuan tiap peningkatan 1Y6 pada sektor batubara, sedangkan
sektor industri pengolahan sebagai penyumbang pendapatan daerah kedua setelah
sektor batubara dengan kontribusi 20Y6 dari total PDRB Kalimantan Timur 2021
memiliki pengaruh positif. Maka dari itu, Kalimantan Timur dapat mengurangi
dampak dari resource curse dengan mengembangkan sektor industri pengolahan
dan sektor konstruksi.