digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Mukhamad Kholily
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Mukhamad Kholily
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Mukhamad Kholily
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Mukhamad Kholily
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Mukhamad Kholily
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Mukhamad Kholily
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Mukhamad Kholily
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Swabakar batubara adalah fenomena terbakarnya batubara dengan sendirinya akibat proses oksidasi. Salah satu cara untuk mengukur kemampuan swabakar batubara yaitu dengan melakukan pengujian dengan alat pemanas adiabatik. Proses oksidasi yang dialami batubara dipelajari pada suhu 40-70°C. Dalam penelitian ini digunakan metode pemanasan adiabatik yang dicetuskan oleh Beamish (2000) dengan mengacu pada SNI 9239:2023, yaitu batubara dipanaskan terlebih dahulu selama 16 jam menggunakan nitrogen dengan debit 0,1 L/menit pada suhu 110ºC, kemudian dilanjutkan dengan pembakaran batubara menggunakan oksigen dengan debit 0,05 L/menit dengan suhu awal oksidasi 40ºC. Hasil pengujian menunjukkan bahwa batubara PT Adaro Indonesia memiliki nilai R70 18,92°C/jam, 19,11°C/jam, dan 19,66°C/jam. Kemampuan swabakar batubara dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti lengas, pirit, ukuran partikel, dan lainnya serta faktor ekstrinsik seperti panas, aliran udara, kondisi lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Hasil analisis antara karakteristik batubara terhadap nilai R70 menunjukkan kandungan ash berkorelasi negatif dengan nilai R70. Volatile matter berkorelasi positif terhadap nilai R70, calorific value memiliki korelasi negatif terhadap nilai R70, dan fixed carbon memiliki korelasi negatif terhadap nilai R70.