digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Diandra Zahra Sagita
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

Kota Tangerang Selatan merupakan kota yang sebagian besar daerahnya difokuskan menjadi area residensial. Kepadatan penduduk dan aktivitas industri menjadi faktor terbesar meningkatnya konsentrasi PM2.5 di Tangerang Selatan yang apabila dibiarkan akan menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan masyarakat setempat. Adanya pengaruh dari parameter meteorologi membuat konsentrasi PM2.5 tidak selalu sama di setiap periode. Pemantauan menggunakan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) sebagai satu upaya pengendalian kualitas pencemaran udara dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas udara di suatu wilayah tergolong aman atau tidak terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan. Pada penelitian ini digunakan data konsentrasi PM2.5, data angin, temperatur, dan kelembaban di Tangerang Selatan pada periode kajian Juni – Agustus 2021. Data tersebut kemudian diolah secara spasial dan temporal untuk mengetahui karakteristik sebaran PM2.5 di Tangerang Selatan pada hari dan bulan tidak sehat berdasarkan ISPU serta bagaimana kondisi parameter meteorologi pada saat kondisi ISPU tidak sehat hingga berbahaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bulan Juli merupakan bulan yang paling tidak sehat dengan jumlah hari tidak sehat sebanyak 17 hari (54,8%). Pola sebaran PM2.5 yang tinggi hingga melebihi baku mutu di malam hingga pagi hari (22:00 – 09:00 WIB) dan rendah di siang hingga sore hari (10:00 – 17:00). Jelupang dan Serpong Utara yang merupakan daerah dengan konsentrasi PM2.5 tertinggi. Kondisi cuaca ketika PM2.5 tinggi (22:00 – 09:00 WIB) pada saat hari tidak sehat menunjukkan bahwa kisaran kecepatan angin berada pada < 1 m/s, kelembaban berada pada 80 – 96%, dan temperatur berada pada 23 - 26C.