Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan populasi yang cukup
tinggi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan air mutlak karena
hampir semua kegiatan manusia memerlukan air. Bendungan dapat menimbulkan potensi
bahaya bencana salah satunya banjir jika terjadi keruntuhan pada tubuh bendungan.
Bendungan Pelosika merupakan salah satu bendungan yang direncanakan oleh BWS
Sulawesi IV dengan volume tampungan sebesar 822.56 juta m3. Bendungan Pelosika
direncanakan dapat mensuplai areal irigasi seluas 20 ribu ha, suplai air baku 750
liter/detik, PLTA 2 x 10.5 MW. Seiring berkembangnya daerah hilir bendungan maka
perlu adanya kajian indeks risiko bahaya banjir akibat keruntuhan bendungan dalam
upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Pemodelan hidrograf banjir akibat
keruntuhan bendungan menggunakan HEC-HMS menghasilkan kondisi ekstrim pada
skenario overtopping dengan debit puncak sebesar 56719.7 m3/s. Genangan akibat
keruntuhan bendungan dimodelkan menggunakan HEC-RAS, dimana luas genangan
yanmg terjadi akibat skenario piping bawah seluas 38225.13 ha. Hasil akhir yang
diperoleh adalah peta indeks risiko dimana terdapat 177 desa tergenang di Kabupaten
Konawe dan 30 desa tergenang di Kabupaten Konawe Selatan. Berdasarkan hasil analisis
indeks risiko bahaya banjir yang mengacu kepada perka BNPB, diperoleh 194 desa
termasuk kedalam kategori risiko tinggi dan 13 desa termasuk kedalam kategori indeks
risiko sedang.